Kata-kata tak pernah "sekadar kata-kata"; kata-kata bermakna karena kata-kata menentukan garis-batas apa yang bisa kita kerjakan
Senin, 25 April 2016
CINTA YANG USANG
: PT
Kubariskan rindu di catatan
walau waktu hapus ingatan
segala rasa telah kuabadikan
Kau hilang telang waktu
entah kemana ku mencari
walau rasa ini masih membuncah
memanggil dirimu di rangkul cinta
Hari di ujung kota kami bahagia
lepas lelah membuai sepih
bersama mereka tercinta
Kau yang ku cinta dan bina
guru kala bimbang menerpa
kaka dan sahabat di hari bersama
namun hari istemewa tiada wajahmu
Detak jarum waktu berjalan kau benar
memori cinta kau hapus
di lembaran catatan mu
tiada goresan namaku
tetapi pasti ku percaya
semua kisah akan abadi
perjalanan dalam mengembaramu
kau kenang abadi selalu
Pantai Amai
24 April 2016
Kamis, 21 April 2016
PUISI UNTUKMU
Nanti, ketika garis itu menyerupa batas.
Aku yang dulu satu menjadi seribu kenang
yang berjuang dalam ingat paling khidmat.
Maka pejamlah,
kau akan temukan aku tetap bernyawa.
Dalam setiap puisi yang terbaca, menyebutmu.
Karena di sana aku mengabadikan hati.
AGBG
14/4/16
Aku yang dulu satu menjadi seribu kenang
yang berjuang dalam ingat paling khidmat.
Maka pejamlah,
kau akan temukan aku tetap bernyawa.
Dalam setiap puisi yang terbaca, menyebutmu.
Karena di sana aku mengabadikan hati.
AGBG
14/4/16
Sabtu, 16 April 2016
ZAMAN
Kini giliran zaman
Di pundak hidup
Kemana ku kan membawanya
Entahlah…..
Aku termanggu meratapinya
Pijakan jejak semakin tak menentu
Harapan kian menepi di alam ku
Cita-cita termerosot kelabu dunia
Kemanakah rimbahnya....
Termenung hingga bertanya
Pada siapa…diri ku juga kalian
Entahlah…
Semua membisunya menatapku
Wahai seribu mata
Tatapanmu menusuk hati serta jiwa
Penuh makna dan arti
Dalam membisu dalam bisikan
Suara-suara merasuki sukma
Zamanmu-zamanmu
Lawanlah, berjuanglah dan menangkanlah
Kemenanganmu perkasa jiwamu
Kemenanganmu keabadian namamu
Astuhar,
23-07-14
AGBG
Di pundak hidup
Kemana ku kan membawanya
Entahlah…..
Aku termanggu meratapinya
Pijakan jejak semakin tak menentu
Harapan kian menepi di alam ku
Cita-cita termerosot kelabu dunia
Kemanakah rimbahnya....
Termenung hingga bertanya
Pada siapa…diri ku juga kalian
Entahlah…
Semua membisunya menatapku
Wahai seribu mata
Tatapanmu menusuk hati serta jiwa
Penuh makna dan arti
Dalam membisu dalam bisikan
Suara-suara merasuki sukma
Zamanmu-zamanmu
Lawanlah, berjuanglah dan menangkanlah
Kemenanganmu perkasa jiwamu
Kemenanganmu keabadian namamu
Astuhar,
23-07-14
AGBG
TAKDIRMU
Hari berjalan dalam rasa
Rasa yang penuh misteri dan makna
Ingin mengungkap tabir hingga fakta
Dalam jejak-jejak hidup penuh duri
Kisah dan sejarah tenggelam dalam zaman
Semakin terhanyut dalam simponi nikmatan
Dalam lupa diri hingga lupa nyata
Bersandiwara diatas kursi derita masa
Angin hanya melambai dedaunannya
Alam hanya membisu menanti masanya
Negri tumbuh ambisi dan apatis
Membudak kaum suku serta kaum etnis
Dari kumpulan kaum serakah menata diri
Diri yang tak kunjung puas harta dan kuasa
Menjual dombanya ditangan kaum VAMPIR
INIKAH WARISAN TAKDIR HIDUP
Padang Bulan Korem
22-09-2014
Aleks.G.B.Giyai
Rasa yang penuh misteri dan makna
Ingin mengungkap tabir hingga fakta
Dalam jejak-jejak hidup penuh duri
Kisah dan sejarah tenggelam dalam zaman
Semakin terhanyut dalam simponi nikmatan
Dalam lupa diri hingga lupa nyata
Bersandiwara diatas kursi derita masa
Angin hanya melambai dedaunannya
Alam hanya membisu menanti masanya
Negri tumbuh ambisi dan apatis
Membudak kaum suku serta kaum etnis
Dari kumpulan kaum serakah menata diri
Diri yang tak kunjung puas harta dan kuasa
Menjual dombanya ditangan kaum VAMPIR
INIKAH WARISAN TAKDIR HIDUP
Padang Bulan Korem
22-09-2014
Aleks.G.B.Giyai
WARISAN TAK TERMAKNA
Kesadaran akan bertanggun jawab,
yang takut bertanggung jawabkan
mengapakah menjadi manusia
jika air mata engkau mewariskan
mengderaskan di roda-roda zaman
Insyafilah,
1 keinginan menyayatkan 1001 generasi
menyalipkan harapan hidupnya
membilaskan ke dalam hawa nafsu
mengingkarkan pada birahi birokratis
Engkau menari di panggungmu kini
bermodali sepenggal ilmu berfoya
mengejar nama memujamu bagai dewa siwa
walau waktunya,
engkau mendekam diri di ruang tembok tak berwajah
Menataplah wajah zaman kekinian
pucuk-pucuk cemara terkulai di kaki dian
tergilasnya dalam kefasihan tangan penguasa
menjlati remah dan ampas kaum tuan
TUHAR
201115
AGBG
yang takut bertanggung jawabkan
mengapakah menjadi manusia
jika air mata engkau mewariskan
mengderaskan di roda-roda zaman
Insyafilah,
1 keinginan menyayatkan 1001 generasi
menyalipkan harapan hidupnya
membilaskan ke dalam hawa nafsu
mengingkarkan pada birahi birokratis
Engkau menari di panggungmu kini
bermodali sepenggal ilmu berfoya
mengejar nama memujamu bagai dewa siwa
walau waktunya,
engkau mendekam diri di ruang tembok tak berwajah
Menataplah wajah zaman kekinian
pucuk-pucuk cemara terkulai di kaki dian
tergilasnya dalam kefasihan tangan penguasa
menjlati remah dan ampas kaum tuan
TUHAR
201115
AGBG
UNTUKMU KAWAN
Keresahan batin ini
Kegelisahan Jiwa ini
Kekuatiran tubuh ini
Selalu menghantui
Selalu membayangi
Selalu menghampiri
Jika kau tak bersama
Jika kau tak bersekutu
Jika kau menghilang
Dari kehidupan ini
Dari perjalanan ini
Dari Perjuangan ini
Mengapa tiada wajahmu
Mengapa tiada senyummu
Mengapa tiada suaramu
Untuk melangkah bersama
Untuk berjuang bersama
Untuk menghibur bersama
Kenapa engkau tercecer
Kenapa engkau apatis
Kenapa engkau membiarkan
Kini dirimu tak sekuat batu karang biak
Kini dirimu tak seputih salib Mansinam
Kini dirimu tak setinggi gunung Carthenz
Apakah engkau tengelam di telaga enfothe
Apakah engkau tertimbun di lubang freeport
Apakah engkau terhanyut di sungai Mamberamo
Alam kita masih tertampak kehijauan
Tanah kita masih terluas melimpah ruah
Laut dan langit kita masih membiru
Memberikan kesejukkan dari sebuah harapan
Memberikan nafas menikmati hartanya
Memberikan impian seluas kebebasannya
Untukmu kawan sebangsa
Untukmu kawan setanah air
Untukmu kawan seair mata yang menjerit
Kita adalah kulit hitam yang tertindas
Kita adalah rambut keriting yang terbudak
Kita adalah orang melanesia bukan melayu
AGBG
030915
Kegelisahan Jiwa ini
Kekuatiran tubuh ini
Selalu menghantui
Selalu membayangi
Selalu menghampiri
Jika kau tak bersama
Jika kau tak bersekutu
Jika kau menghilang
Dari kehidupan ini
Dari perjalanan ini
Dari Perjuangan ini
Mengapa tiada wajahmu
Mengapa tiada senyummu
Mengapa tiada suaramu
Untuk melangkah bersama
Untuk berjuang bersama
Untuk menghibur bersama
Kenapa engkau tercecer
Kenapa engkau apatis
Kenapa engkau membiarkan
Kini dirimu tak sekuat batu karang biak
Kini dirimu tak seputih salib Mansinam
Kini dirimu tak setinggi gunung Carthenz
Apakah engkau tengelam di telaga enfothe
Apakah engkau tertimbun di lubang freeport
Apakah engkau terhanyut di sungai Mamberamo
Alam kita masih tertampak kehijauan
Tanah kita masih terluas melimpah ruah
Laut dan langit kita masih membiru
Memberikan kesejukkan dari sebuah harapan
Memberikan nafas menikmati hartanya
Memberikan impian seluas kebebasannya
Untukmu kawan sebangsa
Untukmu kawan setanah air
Untukmu kawan seair mata yang menjerit
Kita adalah kulit hitam yang tertindas
Kita adalah rambut keriting yang terbudak
Kita adalah orang melanesia bukan melayu
AGBG
030915
TETAP DI JALAN MU
Di jalan tiada ujungnya
Duduk dan berdiri dengan wajah berseri
Menampung tetesan kebenaran
Menanti hujan kebebasan
Walaupun debu serbu mengepas wajah
Anak negri
Mencari keadilan disebrang pulau
Di antara kaum serakah dunia
Pada berwajah nafsu serta rakus
Berhati harta dan kepentingan
Tetapi pacuhlah pada jalanmu
Dirimba belantara alam
Lukislah jejak abadimu
Disetiap tebing dan lembah
Memaduhkan bersama nyanyian cendrawasih
Menghibur roh perlawanan
Di antara ribuan hujan peluru yang menderas
Walau... kaum menufik yang lain
Bermega di puncak
Para jurangan duduk bersila
Tersenyum bersama rupiah
Berkaca diri bergaya kepalsuan
Tetaplah berseru-seru di jalan benar
Sampai kebenaran mengatakannya
Tetaplah membujuk jiwa-jiwa kapitalis dunia yang durhaka
Dengan rayuan nilai kemanusia kodrad ILAHI
Tetaplah bergerilya bersama kawanan isi alammu
Wahai...
Kaum Revolusioner
Kebun Inspirasi Astuhar
24 Jan 15
AGBG
Duduk dan berdiri dengan wajah berseri
Menampung tetesan kebenaran
Menanti hujan kebebasan
Walaupun debu serbu mengepas wajah
Anak negri
Mencari keadilan disebrang pulau
Di antara kaum serakah dunia
Pada berwajah nafsu serta rakus
Berhati harta dan kepentingan
Tetapi pacuhlah pada jalanmu
Dirimba belantara alam
Lukislah jejak abadimu
Disetiap tebing dan lembah
Memaduhkan bersama nyanyian cendrawasih
Menghibur roh perlawanan
Di antara ribuan hujan peluru yang menderas
Walau... kaum menufik yang lain
Bermega di puncak
Para jurangan duduk bersila
Tersenyum bersama rupiah
Berkaca diri bergaya kepalsuan
Tetaplah berseru-seru di jalan benar
Sampai kebenaran mengatakannya
Tetaplah membujuk jiwa-jiwa kapitalis dunia yang durhaka
Dengan rayuan nilai kemanusia kodrad ILAHI
Tetaplah bergerilya bersama kawanan isi alammu
Wahai...
Kaum Revolusioner
Kebun Inspirasi Astuhar
24 Jan 15
AGBG
TERSINGKIR
Rimba belantara buatan
Di tengah hutan beton
Burung liar bersarang kemegahan
Burung negri terkapar sunyi di alamnya
Sayap tak mampu terbang
Kakinya tiada dahan di inggap
Hanya tersipu dalam aroma
Nikmati rema-remanya di bawa meja
Sayang…
Aku tersapuh di ranjang sampah
Nabire Wonorejo
10012015
AGBG
Di tengah hutan beton
Burung liar bersarang kemegahan
Burung negri terkapar sunyi di alamnya
Sayap tak mampu terbang
Kakinya tiada dahan di inggap
Hanya tersipu dalam aroma
Nikmati rema-remanya di bawa meja
Sayang…
Aku tersapuh di ranjang sampah
Nabire Wonorejo
10012015
AGBG
TENTANG DUNIA KITA
Mentari masih bersahabat
Lalui dalam kerinduan
Pijakan kaki pun tak menentu
Terkungkung di dunia kita
Bersandiwara dalam dunia fantasi
Berpijak irama kehancuran
Esok pun tak mengcerah
Menari di atas masa kepurukan
Ini tentang kita
Kita melihat dalam mimpi khayalan
Hari-hari kita tertidur kebisuan
Bisu nikmati kehampaan
Yang lain derita tiada akhir
Derita tentang kita
Bumi langit membungkam
Dunia tak menyahut
Tumbuhlah manusia apatis
Ini tentang kita
Bersatu dalam kehidupan
Berlaju ke jalan yang sama
Menjemput kebahagian
Disana bebas dan damai bermakar seri.
Uncen Bawa
20-09-2014.
Aleks.G.B.Giyai
Lalui dalam kerinduan
Pijakan kaki pun tak menentu
Terkungkung di dunia kita
Bersandiwara dalam dunia fantasi
Berpijak irama kehancuran
Esok pun tak mengcerah
Menari di atas masa kepurukan
Ini tentang kita
Kita melihat dalam mimpi khayalan
Hari-hari kita tertidur kebisuan
Bisu nikmati kehampaan
Yang lain derita tiada akhir
Derita tentang kita
Bumi langit membungkam
Dunia tak menyahut
Tumbuhlah manusia apatis
Ini tentang kita
Bersatu dalam kehidupan
Berlaju ke jalan yang sama
Menjemput kebahagian
Disana bebas dan damai bermakar seri.
Uncen Bawa
20-09-2014.
Aleks.G.B.Giyai
DI GUA GELAP NAFASKU
Mentari surya pagi tak seterang lilin kecil
semalam yg bercahaya di kaki dian
Debu serbu pagi kini menjadi awan hitam
kelam menyelimuti langitku
Sepertinya nafas tak terasa ada kelegahan ketika kaki
beranjak pergi mengunjungi setiap lorong jalanku
Di tengah hutan tembok yang semakin gagah itu
aku telusuri jejak tua penuh aroma
Tetapi di sana terhimpit diantara manusia haram
yang dibawa angin tiada sumbernya
Dan memang pemimpin anak negri tak mampu membendungi
manusia haram yang membanjir dari hulu hinga muara
Biarkan kegilaan mengejar dewa siwa mencari
keserakahan diantara meja dan kursi dan kuasa
Tetapi sadarlah kehormatanmu mengubur namamu
di tanah tak bertuan dan terkekang zaman
Ruang dialam ini engkau sempitkan dengan
gas hukum sesakkan nafas kami
Luas jalan kami engkau dempetkan di
antara lebel stigma dan moncong maut negara
Kini jiwa berbisik pada roh dan nalar
Bumi akan berputar sepanjang zaman
Hari hari akan berganti cuaca
Masa akan menghadirkan generasi
melegahkan nafas keabadian..
Karya: Gadabi Aleks Giyai
Padang Bulan Jayapura
semalam yg bercahaya di kaki dian
Debu serbu pagi kini menjadi awan hitam
kelam menyelimuti langitku
Sepertinya nafas tak terasa ada kelegahan ketika kaki
beranjak pergi mengunjungi setiap lorong jalanku
Di tengah hutan tembok yang semakin gagah itu
aku telusuri jejak tua penuh aroma
Tetapi di sana terhimpit diantara manusia haram
yang dibawa angin tiada sumbernya
Dan memang pemimpin anak negri tak mampu membendungi
manusia haram yang membanjir dari hulu hinga muara
Biarkan kegilaan mengejar dewa siwa mencari
keserakahan diantara meja dan kursi dan kuasa
Tetapi sadarlah kehormatanmu mengubur namamu
di tanah tak bertuan dan terkekang zaman
Ruang dialam ini engkau sempitkan dengan
gas hukum sesakkan nafas kami
Luas jalan kami engkau dempetkan di
antara lebel stigma dan moncong maut negara
Kini jiwa berbisik pada roh dan nalar
Bumi akan berputar sepanjang zaman
Hari hari akan berganti cuaca
Masa akan menghadirkan generasi
melegahkan nafas keabadian..
Karya: Gadabi Aleks Giyai
Padang Bulan Jayapura
SYAIR MANUSIA TERTINDAS
Kami adalah sisa
dari yang sudah musnah
kata orang Papua
tetapi kami masih bertahan
untuk hidup seribu tahun lagi
Kami adalah sisa
yang egkau memburuh
dalam setiap detik
karena kebenaran
kata orang Papua
tetapi engkau tak dapat memadamkan
api ideologi dalam lubuk anak negri
kami adalah sisa
yang engkau memenjarahkan suara kami
dari negara demokrasi mu
kata orang Papua
tetapi kami akan bangkit melawan
ketidakadilan, ketidakjujuran, pembungkaman
diatas negri kami
Kami adalah sisa
dimana egkau termarginalkan
kehidupan anak negri di alamnya
kata orang Papua
namun kami akan memilih
menentukan perahu kehidupan kami
Kami adalah sisa
dari segala kekayaan engkau merampas
dari tangan dan kehidupan kami
diatas negri susu dan madu ini
kata orang Papua
tetapi kami akan memilikinya
demi tanah tumpah darah kami
West Papua
Karya:Aleks.G.B.Giyai
Jayapura Papua
28-02-15
dari yang sudah musnah
kata orang Papua
tetapi kami masih bertahan
untuk hidup seribu tahun lagi
Kami adalah sisa
yang egkau memburuh
dalam setiap detik
karena kebenaran
kata orang Papua
tetapi engkau tak dapat memadamkan
api ideologi dalam lubuk anak negri
kami adalah sisa
yang engkau memenjarahkan suara kami
dari negara demokrasi mu
kata orang Papua
tetapi kami akan bangkit melawan
ketidakadilan, ketidakjujuran, pembungkaman
diatas negri kami
Kami adalah sisa
dimana egkau termarginalkan
kehidupan anak negri di alamnya
kata orang Papua
namun kami akan memilih
menentukan perahu kehidupan kami
Kami adalah sisa
dari segala kekayaan engkau merampas
dari tangan dan kehidupan kami
diatas negri susu dan madu ini
kata orang Papua
tetapi kami akan memilikinya
demi tanah tumpah darah kami
West Papua
Karya:Aleks.G.B.Giyai
Jayapura Papua
28-02-15
SESAAT
Hidup ....
Terbujur sesaat
Terpaku sesaat
Terdiam sesaat
Terhenti sesaat
Dalam kehidupan ... sesaat tak hidup
Sama ...
Kesunyian yang kurasa
Kepekatan yang kurasa
kekosongan yang kurasa
Ketidak berdayaan yang kurasa
Kurasakan sama ...
Kala hidup terenggut sesaat dan tak hidup.
Tak hidupku mengapa hidup...?
Lalu apa hidup... ?
Lalu mengapa hidup...?
Kembali ke hidupmu
Tuhar
270515
Terbujur sesaat
Terpaku sesaat
Terdiam sesaat
Terhenti sesaat
Dalam kehidupan ... sesaat tak hidup
Sama ...
Kesunyian yang kurasa
Kepekatan yang kurasa
kekosongan yang kurasa
Ketidak berdayaan yang kurasa
Kurasakan sama ...
Kala hidup terenggut sesaat dan tak hidup.
Tak hidupku mengapa hidup...?
Lalu apa hidup... ?
Lalu mengapa hidup...?
Kembali ke hidupmu
Tuhar
270515
SELAMAT NIKMATI TAHKTA
Selamat datang kekuasaan!
Hari ini engkau datang
Dengan wajah kekokohan
Menebarkan senyum dan lambaian tangan
Silahkan duduk dikursi empuk
Bermesrahan hukum dalam kemalangan
Berdiri gagah di atas podium
Kelantangan suara bernyanyi
Memulaskan rakyat di kasur alamnya
Kami muak dan benci
Pada rakus dengan perutmu
Kebijakan yang tak merangkuh
Pasrahlah hati kami pada nyata
Selamat nimati kekuasaan
Tiada nama di lembaran sejarah
Nabire Oyehe
12 Januari 15
AGBG
Hari ini engkau datang
Dengan wajah kekokohan
Menebarkan senyum dan lambaian tangan
Silahkan duduk dikursi empuk
Bermesrahan hukum dalam kemalangan
Berdiri gagah di atas podium
Kelantangan suara bernyanyi
Memulaskan rakyat di kasur alamnya
Kami muak dan benci
Pada rakus dengan perutmu
Kebijakan yang tak merangkuh
Pasrahlah hati kami pada nyata
Selamat nimati kekuasaan
Tiada nama di lembaran sejarah
Nabire Oyehe
12 Januari 15
AGBG
HANYA SATU
Satu dari seribu nalar
dibuat seribu dogma
Satu dari seribu mimpi
dibuat tersesatkan
Satu dari seribu tujuan
dibuat korban berjatuan
Satu dari seribu bahasa
dibuat manusia apatis
Satu dari seribu negara
dibuat rakyat menderita
Satu dari seribu manusia
lawan seribu hukum ketidakadilan
Satu dari seribu impian
hanya satu citaku
KEBEBASAN
Astuhar
07122014
AGBG
dibuat seribu dogma
Satu dari seribu mimpi
dibuat tersesatkan
Satu dari seribu tujuan
dibuat korban berjatuan
Satu dari seribu bahasa
dibuat manusia apatis
Satu dari seribu negara
dibuat rakyat menderita
Satu dari seribu manusia
lawan seribu hukum ketidakadilan
Satu dari seribu impian
hanya satu citaku
KEBEBASAN
Astuhar
07122014
AGBG
SATU KAPAL
Samudra kehidupan badai melanda
Diambingkang amukan manusia
Kini segilintir nahkoda melawan arusnya
Dalam muatan kapal
Satu darah menahan dinginya rasa
Dagin kita satu arwah kita satu
Walau masing-masing bernalar
Yang tertusuk padamu terluka padaku
Tujuan berpandang bersama
Menadah derasnya derita
Di kemudikan kapten Ilahi
Arah kompas kita berjaan
Berlabuh di pantai keteduhan
Damai pun menanti
KM LABOBAR
18122014
AGBG
Diambingkang amukan manusia
Kini segilintir nahkoda melawan arusnya
Dalam muatan kapal
Satu darah menahan dinginya rasa
Dagin kita satu arwah kita satu
Walau masing-masing bernalar
Yang tertusuk padamu terluka padaku
Tujuan berpandang bersama
Menadah derasnya derita
Di kemudikan kapten Ilahi
Arah kompas kita berjaan
Berlabuh di pantai keteduhan
Damai pun menanti
KM LABOBAR
18122014
AGBG
SATU DARI SERIBU JALAN
Di antara seribu bintang
Ada satu yang berpijar
Di antara bunga yang mekar
Ada satu yang berduri
Aku ingin jadi satu yang beda
Diantara yang ada
Tapi sayang aku bagian dari kebanyakan
Satu jalan ku jejaki ke puncak
Diantara seribu jalan
Tapi sayang aku terhimpit
Dalam kebanyakan sepatu
Hanya satu lautan terlentang
Satu bumi berpijak
Dalam kesatuan warna kita menyukai
Tapi sayang aku terjebak
Dalam seribu imaji palsu
Kampus USTJ
05122014
AGBG
Ada satu yang berpijar
Di antara bunga yang mekar
Ada satu yang berduri
Aku ingin jadi satu yang beda
Diantara yang ada
Tapi sayang aku bagian dari kebanyakan
Satu jalan ku jejaki ke puncak
Diantara seribu jalan
Tapi sayang aku terhimpit
Dalam kebanyakan sepatu
Hanya satu lautan terlentang
Satu bumi berpijak
Dalam kesatuan warna kita menyukai
Tapi sayang aku terjebak
Dalam seribu imaji palsu
Kampus USTJ
05122014
AGBG
SALJU PUNCAK JAYA
Tebing-tebing tebal
Ditaklukkan sang pendaki
berhari-hari menahan rintihan
Menahan dinginnya siksaan
Salju berasa Tinginambut
Setapak demi setapak
Kaki bertautan menahan pijak
Melawan terjalnya tantangan
Alam Puncak Jaya
Berlama-lama melintas
Menanjak, meliku, mengganjal
Guliran kaki nan menghentak
Sedikit demi sedikit
Dengan pelan lagi pasti
Sang puncak telah terlihat
Haru membahanakan kebahagian
Bendera menancap pada sang raja pengunungan
Disana pahlawan bertahta
Berselimutkan salju menahan derita negri
Memayungi diri bermodalkan busur keyakinan
Berperang di antara seribu hujan yang menguyur
Engkau pahlawan
Di antara hujan, mendung dan kabut
Melawan ketakdiran Alam
AGBG
050415
Astuhar Jayapura
Ditaklukkan sang pendaki
berhari-hari menahan rintihan
Menahan dinginnya siksaan
Salju berasa Tinginambut
Setapak demi setapak
Kaki bertautan menahan pijak
Melawan terjalnya tantangan
Alam Puncak Jaya
Berlama-lama melintas
Menanjak, meliku, mengganjal
Guliran kaki nan menghentak
Sedikit demi sedikit
Dengan pelan lagi pasti
Sang puncak telah terlihat
Haru membahanakan kebahagian
Bendera menancap pada sang raja pengunungan
Disana pahlawan bertahta
Berselimutkan salju menahan derita negri
Memayungi diri bermodalkan busur keyakinan
Berperang di antara seribu hujan yang menguyur
Engkau pahlawan
Di antara hujan, mendung dan kabut
Melawan ketakdiran Alam
AGBG
050415
Astuhar Jayapura
SAJAK BATU TUA, HARI INI
Kutulis kemalangan
Ku berkata kemalasan
Ku bernyanyi ketidakpedulian
Ternyata umur tua tak menjamin kearifan
Anak-anak pun selalu saja terbodoh
Mereka dilahirkan untuk meniru orang tua
Namun dalam kerapuhan
Membuat jiwa merdeka itu layu
Mereka kehilangan untuk berjuang
Daun bibir yang berkata bijak
Tapi membuai generasi kedunia apatis
Nyanyian pagi sang tua adalah
Memulaskan roh
Di saat fajar menyinsing
Silsilah zaman silih berganti
Warna langit tetap terbiru
Hijaunya bumi akan berubah
Tapi kini
Ku kupingkan daun telingga
Pada waktu yang menjerit
Meniti jalan memerangi terik penindasan
14 Jan 15
AGBG
Ku berkata kemalasan
Ku bernyanyi ketidakpedulian
Ternyata umur tua tak menjamin kearifan
Anak-anak pun selalu saja terbodoh
Mereka dilahirkan untuk meniru orang tua
Namun dalam kerapuhan
Membuat jiwa merdeka itu layu
Mereka kehilangan untuk berjuang
Daun bibir yang berkata bijak
Tapi membuai generasi kedunia apatis
Nyanyian pagi sang tua adalah
Memulaskan roh
Di saat fajar menyinsing
Silsilah zaman silih berganti
Warna langit tetap terbiru
Hijaunya bumi akan berubah
Tapi kini
Ku kupingkan daun telingga
Pada waktu yang menjerit
Meniti jalan memerangi terik penindasan
14 Jan 15
AGBG
PUNCAK KESUNYIAN
Mentari telah berpangku rembulan
Menuju peraduan sunyi dalam dekapan malam
Jangkrik dan burung malam
Bernyanyi merdu menghibur
Kesunyian bersama derita
dengan cerita senja yang berakhir
Manusia bertekuk tangan hingga kaki
Mengajak tubuhnya berteduh dibawah
Kasur ketiduran jiwa
Imaji tak menghasut logika
Merana di jagat alam mencari angin bebas
Disana ada buah dan pepohonan
Memetik dan memanjat
Menggecap bersama dalam lingkaran hidup
Namun daya ini tak berharga
Mengejar mimpi dari hidup
Cerita tua penuh aroma sejarah
Sayang disini dia
menuju puncak kesunyian
Kaki Bukit Abe
19-10-2014
AGBG
Menuju peraduan sunyi dalam dekapan malam
Jangkrik dan burung malam
Bernyanyi merdu menghibur
Kesunyian bersama derita
dengan cerita senja yang berakhir
Manusia bertekuk tangan hingga kaki
Mengajak tubuhnya berteduh dibawah
Kasur ketiduran jiwa
Imaji tak menghasut logika
Merana di jagat alam mencari angin bebas
Disana ada buah dan pepohonan
Memetik dan memanjat
Menggecap bersama dalam lingkaran hidup
Namun daya ini tak berharga
Mengejar mimpi dari hidup
Cerita tua penuh aroma sejarah
Sayang disini dia
menuju puncak kesunyian
Kaki Bukit Abe
19-10-2014
AGBG
PENJARA DEMOKRASI
Di ujung nusantara
Demokrasi terpasung di atas batu
Di pukul ombak manusia
Di hempas angin bibir
Tiada rasa terpecah
Suara-suara terbungkam
Tangan-tangan di jerujikan
Jejak kaki di buntut jerat
Demokrasi memenjarakan
Di ruang alam kita tak berekspresi
Tiada senyum, tiada nyaman, tiada langkah
Hanya bisu memandang negri madu
Negara demokrasi
Penjarakan manusia demokratis
Nabire
08012015
AGBG
Demokrasi terpasung di atas batu
Di pukul ombak manusia
Di hempas angin bibir
Tiada rasa terpecah
Suara-suara terbungkam
Tangan-tangan di jerujikan
Jejak kaki di buntut jerat
Demokrasi memenjarakan
Di ruang alam kita tak berekspresi
Tiada senyum, tiada nyaman, tiada langkah
Hanya bisu memandang negri madu
Negara demokrasi
Penjarakan manusia demokratis
Nabire
08012015
AGBG
MEMIMPIN TANPA KEMANUSIAAN
Yang pamer rupa
rupanya merasa rupawan
gayanya mempesona
dandanannya mempesona
ingin di like sebanyaknya
Ketika berpidato
merasa merdu suaranya
wajahnya berpantul langit
nuraninya menumpul ke bumi
Rayuannya hanya berbusa di bibir
berjanji tapi menelan ke rahimnya
senyumamnya menawan memikat
hatinya penuh keburaman nan dekil
Bibirnya bersabda selalu di lembaran media
demi rakyat-demi rakyat
menjadi buronan harian proyek mu
Sadarlah
Bertobatlah
Lihatlah engkau
Di lembaran media rakyatmu
tintah darah membanjiri setiap saat
wahai pemimpin buatan
tak berjiwa kemanusia
tak bernurani manusia
AGBG
13042015
Jayapura
rupanya merasa rupawan
gayanya mempesona
dandanannya mempesona
ingin di like sebanyaknya
Ketika berpidato
merasa merdu suaranya
wajahnya berpantul langit
nuraninya menumpul ke bumi
Rayuannya hanya berbusa di bibir
berjanji tapi menelan ke rahimnya
senyumamnya menawan memikat
hatinya penuh keburaman nan dekil
Bibirnya bersabda selalu di lembaran media
demi rakyat-demi rakyat
menjadi buronan harian proyek mu
Sadarlah
Bertobatlah
Lihatlah engkau
Di lembaran media rakyatmu
tintah darah membanjiri setiap saat
wahai pemimpin buatan
tak berjiwa kemanusia
tak bernurani manusia
AGBG
13042015
Jayapura
PANDANG DUNIA MU
Kawan ku melihatlah duniamu
Dengan penuh birahi cinta
Selayaknya wanita
Mencium keningnya setiap pagi
Demikian cintamu memeluk bumimu
Duniamu kini di hembuskan topan gulita manusia
Memanduli jiwa dan roh
Menupuli imaji serta nalar
Diantara gila pangkat dan kekuasaan
Diaruang alammu tak berdaya
Tali jemari hukum memikat langkahmu
Pandanglah,
Alammu memanja diri dalam keteduhan harta surga
Kini disita dalam ranjang kaum kapitalis
Ketandusan alam menampak hijaunya alam mu
Kidung burung surga tiada lagi menghibur jeritan ini
Nyanyian merdunya tak berbisisik setiap negri
Entah kemana dirinya
Kini abadi hanya namamu
Burung surga penghias duniaku
Lihatlah,
Nyawa anak manusia terjatuh ditangan ketidakadilan
Mengubur darah suci tak berdosa ditanah hampa
Tiada lagi cinta kejiwaan manusia menampak
Menghilang jejak dalam seribu kenikmatan
Tinggallah jeritan hidup setiap batin
Anak negri dalam sengatan binatang bius
Tinggal hidup tinggal mati
Semoga generasi bercermin rupanya
Memandanggi kekiniannya
Skyline
31102014
AGBG
MUNAFIK DI LAYAR HIDUP
Layar televisi,
Engkau merendah bagai perempuan samaria
Membungkami hidup dibawa ketegaran hatimu
Headline koran,
Engkau berseru-seru bagai seorang nabi dipadang gurun
Membunuh rakyatmu dalam kebijakan tolol
Keluarlah dari ranjang empuk,
Meniti jiwa-jiwa yang dikorbankan dari sistem penindasan
Layar kehidupan engkau membunuh nurani
Di belantara alam ini
Rakyatmu ditidur dengan bius militerisme
Di bantalkan uang otonomi
Menidurkan patriotisme
Wahai kaum munafik
Yang bersandiwara diiatas alammu sendiri
Mata untuk melihat derita rakyatmu
Hati tak terkulai merasa tertindas
Nalar tak berguna dirimu
Melawan penindasan
Jayapura City
211214
AGBG
Engkau merendah bagai perempuan samaria
Membungkami hidup dibawa ketegaran hatimu
Headline koran,
Engkau berseru-seru bagai seorang nabi dipadang gurun
Membunuh rakyatmu dalam kebijakan tolol
Keluarlah dari ranjang empuk,
Meniti jiwa-jiwa yang dikorbankan dari sistem penindasan
Layar kehidupan engkau membunuh nurani
Di belantara alam ini
Rakyatmu ditidur dengan bius militerisme
Di bantalkan uang otonomi
Menidurkan patriotisme
Wahai kaum munafik
Yang bersandiwara diiatas alammu sendiri
Mata untuk melihat derita rakyatmu
Hati tak terkulai merasa tertindas
Nalar tak berguna dirimu
Melawan penindasan
Jayapura City
211214
AGBG
LUMPUR HIDUP
Dan di dalam air lumpur kehidupan
Kita melihat bagai berkaca
Ternyata kita, toh, manusia!
Yang melebur Semakin sesak
Yang menghindar semakin melebar
Yang Memcoba semakin jenuh
Yang Maju semakin sedikit
Oh air lumpur kehidupan
Tiada kata tak memaksa
Hanya senandung syairku
Selamat mencoba
Hingga di ujung
Asrama Tunas Harapan
060715
Agbg
Kita melihat bagai berkaca
Ternyata kita, toh, manusia!
Yang melebur Semakin sesak
Yang menghindar semakin melebar
Yang Memcoba semakin jenuh
Yang Maju semakin sedikit
Oh air lumpur kehidupan
Tiada kata tak memaksa
Hanya senandung syairku
Selamat mencoba
Hingga di ujung
Asrama Tunas Harapan
060715
Agbg
LUKA LAMA
Tiada hari yang cerah
Hidup tetap di hiasi mendung hitam
Hari, bulan, tahun berganti
Menutupi wajah bumi manusia
Luka lama masih terasa di hati
Nyanyian lama masih berirama
Jejak tua pun masih terlukis di alam manusia
Jangan terpesona di balik setiap alunan musik baru
Itu hanyalah simponi hiburan
Membunuh daya dan jiwa
Harapan serta masa depan
Hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang lama
Berputar dalam sistem penindasan yang lama
Hanyalah manusia bangkit kembali dari ketiduran
Memerangi ganasnya manusia serigala
Dari waktu ke waktu menerkam hidupmu
Kampung Onago
01012015
AGBG
Hidup tetap di hiasi mendung hitam
Hari, bulan, tahun berganti
Menutupi wajah bumi manusia
Luka lama masih terasa di hati
Nyanyian lama masih berirama
Jejak tua pun masih terlukis di alam manusia
Jangan terpesona di balik setiap alunan musik baru
Itu hanyalah simponi hiburan
Membunuh daya dan jiwa
Harapan serta masa depan
Hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang lama
Berputar dalam sistem penindasan yang lama
Hanyalah manusia bangkit kembali dari ketiduran
Memerangi ganasnya manusia serigala
Dari waktu ke waktu menerkam hidupmu
Kampung Onago
01012015
AGBG
LANGKAH KITA
Di bumi cendrawasih ada tembok raksasa cina
berwajah Demokrasi yang mesti kau robohkan
dia mengekang, membuntuti, membungkam
Di sana ada kerikil-kerikil tajam
semakin terhambur setiap lorong jalan
yang perlu kau singkirkan dari wajah hidupmu
Mestinya ini kau harus melangkah
dari selangkah mengepaskan debu serbu jalanan
Merangkuli jiwa-jiwa membangkitkan roh-roh
Yang terpuruk, terbisu, terobsesi
dari arus waktu dan gelombang materialisme yang menderas
Langkah nafas menghirup udara bebas
ada tersimpan bersama masa jalanan
Yang tercemar, tercecer
biarkan mati terhunus di tangan sang waktu.
Tuhar
070815
AGBG
berwajah Demokrasi yang mesti kau robohkan
dia mengekang, membuntuti, membungkam
Di sana ada kerikil-kerikil tajam
semakin terhambur setiap lorong jalan
yang perlu kau singkirkan dari wajah hidupmu
Mestinya ini kau harus melangkah
dari selangkah mengepaskan debu serbu jalanan
Merangkuli jiwa-jiwa membangkitkan roh-roh
Yang terpuruk, terbisu, terobsesi
dari arus waktu dan gelombang materialisme yang menderas
Langkah nafas menghirup udara bebas
ada tersimpan bersama masa jalanan
Yang tercemar, tercecer
biarkan mati terhunus di tangan sang waktu.
Tuhar
070815
AGBG
KOTA HARUS BANGKIT
Suara Kota semakin sunyi
terasanya ke lubuk desa
Nyanyian kota tak merdu lagi
gemanya sampai kampung
Kota harus bangkit
Berkata kata di jalan
Berkawan pada mentari
Berlawan pada teriknya
Bergandeng generasi
Memikulkan bara..
Jayapura
270215
agbg
terasanya ke lubuk desa
Nyanyian kota tak merdu lagi
gemanya sampai kampung
Kota harus bangkit
Berkata kata di jalan
Berkawan pada mentari
Berlawan pada teriknya
Bergandeng generasi
Memikulkan bara..
Jayapura
270215
agbg
TUHAN
Ada diantara tiada
Terlihat tidak dengan raga
Mata batin menembusnya
KeberadaanNya bisa dirasa
Carilah di setiap langkah berpijak
Berseruhlah selagi hela nafas menghirup
DIA tak sejauh langit yang membiru
DIA tak sedalam lautan biru
Ada dalam setiap untaian doamu
Holandia
030416
AGBG
Terlihat tidak dengan raga
Mata batin menembusnya
KeberadaanNya bisa dirasa
Carilah di setiap langkah berpijak
Berseruhlah selagi hela nafas menghirup
DIA tak sejauh langit yang membiru
DIA tak sedalam lautan biru
Ada dalam setiap untaian doamu
Holandia
030416
AGBG
DARI DUNIA RINDU
Tanpa ucapan, kita telah menyadari
kenapa perasaan
tak mudah dibahasakan
Dalam kebisuan, kita sama-sama mengerti
kenapa kebenaran
tak gampang disuarakan
Depan mata, kita telah melihat penindasan
mengapa tiada getar hatimu
tuk melawan penjajahmu
Kamu rindu, mereka rindu
kita bersama merindukan
kebebasan hidup dibumi
Holandia
150416
AGBG
kenapa perasaan
tak mudah dibahasakan
Dalam kebisuan, kita sama-sama mengerti
kenapa kebenaran
tak gampang disuarakan
Depan mata, kita telah melihat penindasan
mengapa tiada getar hatimu
tuk melawan penjajahmu
Kamu rindu, mereka rindu
kita bersama merindukan
kebebasan hidup dibumi
Holandia
150416
AGBG
SUATU WAKTU
Aku kalah oleh waktu
ketika roda mengitari zaman
yang mengiring langkah jiwa pemberontak
ke dalam rumah keapatisan
Kita akan menang oleh waktu
rotasi penderitaan meronta menampar kebisuan
di kala rumah kesunyian terbakar oleh barah zaman
Buminya akan bangkit
langitnya akan bersaksi
alamnya akan mengikuti
kami telah bosan dengan hidup ini
Pergilah merebut negerimu
Sentani,
020316
AGBG
ketika roda mengitari zaman
yang mengiring langkah jiwa pemberontak
ke dalam rumah keapatisan
Kita akan menang oleh waktu
rotasi penderitaan meronta menampar kebisuan
di kala rumah kesunyian terbakar oleh barah zaman
Buminya akan bangkit
langitnya akan bersaksi
alamnya akan mengikuti
kami telah bosan dengan hidup ini
Pergilah merebut negerimu
Sentani,
020316
AGBG
Kamis, 14 April 2016
TUHAN BEBASKAN NEGRIKU
Dunia dan isi memuja kasihNya
Berpadu suara jeritan dan syukur
Manusia bertekuk lutut di mesbaMu
Sejuta harapan digenggam dalam sanubari
CintaMu
Menyegarkan dahaga manusia
Sayang Mu
Memeluk kaum luka larah
AnugrahMu
Menyelenggara batas dan waktu hidup
KuasaMu
Melepaskan kaum terbudak
Tuhan Allah ku
Tali jemari manusia durhaka mengikat dunia Papua
Tuhan Allah ku
Tangan kaum serakah mengaruk tubuh negriku
Tuhan Allah ku
Drakula pencabut insane meraja bangsaku
Tuhan Allah ku
Ku pinta dari jurang maut duniaku
Laksanalah kuasa dan anugrah mu
Adil dan benar Mu
Bebas dan damai Mu
Diatas belantara negriku.
Gereja Gembala Baik Abepura
210914
AGBG
Berpadu suara jeritan dan syukur
Manusia bertekuk lutut di mesbaMu
Sejuta harapan digenggam dalam sanubari
CintaMu
Menyegarkan dahaga manusia
Sayang Mu
Memeluk kaum luka larah
AnugrahMu
Menyelenggara batas dan waktu hidup
KuasaMu
Melepaskan kaum terbudak
Tuhan Allah ku
Tali jemari manusia durhaka mengikat dunia Papua
Tuhan Allah ku
Tangan kaum serakah mengaruk tubuh negriku
Tuhan Allah ku
Drakula pencabut insane meraja bangsaku
Tuhan Allah ku
Ku pinta dari jurang maut duniaku
Laksanalah kuasa dan anugrah mu
Adil dan benar Mu
Bebas dan damai Mu
Diatas belantara negriku.
Gereja Gembala Baik Abepura
210914
AGBG
PULIHKAN TUHAN
Setetes embun cinta dan ilmu
Terbendung dalam kalbu
Ingin ku taburi setiap taman harapan
Menanam benih-benih tunas
Namun derita dalam dada
Tak kunjung berakhir
Derita ini pembunuh nalar serta imaji
Daya dan sendi tak berdaya
Ruang kreatif dan inovatif dilema oleh rasa sakit
Kujejaki dunia alam gaib
Mencari tangan ajaib dan
Bara api dalam bibir manusia
Tiada kehangan kudapati
Kepadamu Sang Khalik
Kubawa sehelai derita
Diatas meja kuasamu
Pinta belaskasih dan jamaan
Pulihkan tangisan ini
Basuhlah dengan bilur darahMu
Diatas jantung ini
TUHANKU
Tuhar
021115
AGBG
Terbendung dalam kalbu
Ingin ku taburi setiap taman harapan
Menanam benih-benih tunas
Namun derita dalam dada
Tak kunjung berakhir
Derita ini pembunuh nalar serta imaji
Daya dan sendi tak berdaya
Ruang kreatif dan inovatif dilema oleh rasa sakit
Kujejaki dunia alam gaib
Mencari tangan ajaib dan
Bara api dalam bibir manusia
Tiada kehangan kudapati
Kepadamu Sang Khalik
Kubawa sehelai derita
Diatas meja kuasamu
Pinta belaskasih dan jamaan
Pulihkan tangisan ini
Basuhlah dengan bilur darahMu
Diatas jantung ini
TUHANKU
Tuhar
021115
AGBG
JIWA-JIWA KOTOR
Aku tuliskan senandung hati
Serupa puisi dan kubaca dengan lirih diujung sepi.
Saat malam kian renta tak lagi perkasa.
Aku tertunduk bersimbah air mata.
Sesalkan masa bermandikan dosa.
Ketika jalanan panjang hantarkan langkahku.
Menapaki masa penuh liku.
mengumbar nafsu.
Menoreh prahara.
Dalam hidup nan maya.
Tapi kini..
Ijinkan kami kembali padamu
Ya Sang Khalik
Tuhar
AGBG
SENYUM MU DALAM KALBUKU
:Kristina
Bergetaran jiwa dan raga
Keguguran khayal dan rasa
Ketika senyum dan namamu
inginku hapuskan dari memori
Samudra hidup ternoda oleh senyummu
Namamu tertular seluruh nadi dan darah
Tercemar hingga lubuk dan sumsum
Permata hingga emas
Perak hingga timah
Kini tiada bermakna
Cinta hingga sayang
Rindu hingga rasa
Terkabur dalam nurani buta
Pengorbanan tiada arti
Kenangan hanya hiasan dinding hidup
Hanya namamu ku ukir
Senyummu terabadi dengan embun cintamu
Kini mentari adalah cintaku
Bulan menjadi sahabat
Mereka ku ukir dalam sanubari
Kenangan indah nan abadi hanya cintamu
Dan wajahmu bercermin dalam khayalan hari-hariku
Waena
170914
AGBG
Bergetaran jiwa dan raga
Keguguran khayal dan rasa
Ketika senyum dan namamu
inginku hapuskan dari memori
Samudra hidup ternoda oleh senyummu
Namamu tertular seluruh nadi dan darah
Tercemar hingga lubuk dan sumsum
Permata hingga emas
Perak hingga timah
Kini tiada bermakna
Cinta hingga sayang
Rindu hingga rasa
Terkabur dalam nurani buta
Pengorbanan tiada arti
Kenangan hanya hiasan dinding hidup
Hanya namamu ku ukir
Senyummu terabadi dengan embun cintamu
Kini mentari adalah cintaku
Bulan menjadi sahabat
Mereka ku ukir dalam sanubari
Kenangan indah nan abadi hanya cintamu
Dan wajahmu bercermin dalam khayalan hari-hariku
Waena
170914
AGBG
RINDU
: Pince
Betapa resah jiwaku
sekian lama tak bertemu
bayang melintas merasuk jiwa
mengusik tenang hembusan rasa
Ah
rindu membuncah
mengaduk lamunan
dan batinpun mengayung angan
Oh
dalam rotasi kian melaju ini
ku dambakan sesosokmu
mana candamu mengusik resahku
senyummu menyapu risauku
aku merindukanmu
saat-saat aku terlela seperti ini
TUHAR
010615
AGBG
Betapa resah jiwaku
sekian lama tak bertemu
bayang melintas merasuk jiwa
mengusik tenang hembusan rasa
Ah
rindu membuncah
mengaduk lamunan
dan batinpun mengayung angan
Oh
dalam rotasi kian melaju ini
ku dambakan sesosokmu
mana candamu mengusik resahku
senyummu menyapu risauku
aku merindukanmu
saat-saat aku terlela seperti ini
TUHAR
010615
AGBG
RAYUAN ANGIN LAUT
:Khayal
Senyum kecil memukau
Melukis diri di balik lautan biru
Mengodai sang adam yang terkulai
Ku disini samping mu
Sedang merangkai kata-kata di bibir
Merayu dan meramu di belai angin laut
Membidik hati membasahi jiwa
Hai dengarlah,
Angin ini merestui cinta
Bintang di langit adalah saksi
Bisingnya hari menyatuhkan rasa
Dalam setiap tatapan mata ini
I LOVE YOU
KM LABOBAR
181214
AGBG
Senyum kecil memukau
Melukis diri di balik lautan biru
Mengodai sang adam yang terkulai
Ku disini samping mu
Sedang merangkai kata-kata di bibir
Merayu dan meramu di belai angin laut
Membidik hati membasahi jiwa
Hai dengarlah,
Angin ini merestui cinta
Bintang di langit adalah saksi
Bisingnya hari menyatuhkan rasa
Dalam setiap tatapan mata ini
I LOVE YOU
KM LABOBAR
181214
AGBG
PERSINGGAHAN
Tiada hallte bagimu,
ketika cinta termerana disetiap terminal
disini hanya singgah mengantre mobil berikutnya
Tiada lapangan bagimu,
ketika cinta terbang hinggap disetiap lapangan
disini engkau singgah bagaikan mengover bagasimu
Tiada sombar bagimu,
ketika cinta singgah setiap sombar hati,
disini berteduh sebentar mengusap keringat mu
Untukmu cinta persinggahan
Cinta itu suci milik Sang Khalik
Tak dipermainkan oleh naluri manusia
Bagaikan bola pinpon diatas meja
Bagimu, wahai cinta persinggahan
Tidurlah disatu rumah menata cinta
Merangkai hidup bersama dua insan
Merakit satu roh satu nafas
By: AGBG
Youtefa, 10-03-15
ketika cinta termerana disetiap terminal
disini hanya singgah mengantre mobil berikutnya
Tiada lapangan bagimu,
ketika cinta terbang hinggap disetiap lapangan
disini engkau singgah bagaikan mengover bagasimu
Tiada sombar bagimu,
ketika cinta singgah setiap sombar hati,
disini berteduh sebentar mengusap keringat mu
Untukmu cinta persinggahan
Cinta itu suci milik Sang Khalik
Tak dipermainkan oleh naluri manusia
Bagaikan bola pinpon diatas meja
Bagimu, wahai cinta persinggahan
Tidurlah disatu rumah menata cinta
Merangkai hidup bersama dua insan
Merakit satu roh satu nafas
By: AGBG
Youtefa, 10-03-15
PENANTIAN TELAH PUDAR
: INA
Adelweise rasanya
Ketika telusi taman
Berjumpah diantara sekian mawar
Bermekar mewanggi saat menatapmu
Kan slalu menyiramimu dengan pupuk cinta
Ketika cemas bergetar tubuhmu, terkemas dikantongi
hati
Di kala pintamu berlonta dikuping, berlari sesak
padamu
Di mana embun hitam menutupi lembahmu, tersediah
payung cinta menaungi dirimu
Ku tanam kasih tak
harap kembali
Namun kau bunuh dengan dusta bertubi
Ku beri utuh hati tak balas budi
Tetapi kau memberinya empedu
Kesetiaannya telah berujung luka
Ketulusannya sudah terbawa perih
Kau berlari ke taman-taman itu
Mencari keteduhan disombar lain
Namun disini slalu menunggu penuh sabar
Tetapi sayang penantian telah pudar
Karya: Aleks Giyai
MAWAR SUDAH LAYU
Sekuntum bungga mawar kini sudah layu
Walau masa silamku rajin menyiraminya
Setiap bermekar aroma wanggimu menyegarkan nafas
Terbuai dalam aroma hingga setiap hari merawatmu
Apakah kini engkau sudah tersengat matahari hingga layu
Mawarku adakah setiap pagi para pemikat datang Menyiraminya....?
Jika engkau masih terkapar sunyi dalam sudut halaman
Bolehkah aku datang merawatimu...?
Wahai mawarku
Jika engkau masih bermekar setiap pagi di halaman
Terasa bunga-bunga dunia tak bermakna aromanya
Namun kini ku biarkan dirimu berlayu sampai
dedaunan Bergugur di mataku
Dan memang engkau sudah tak beraroma khas di wajahku
Wahai mawar layuku
Youtefa
18-09-14
AGBG
Walau masa silamku rajin menyiraminya
Setiap bermekar aroma wanggimu menyegarkan nafas
Terbuai dalam aroma hingga setiap hari merawatmu
Apakah kini engkau sudah tersengat matahari hingga layu
Mawarku adakah setiap pagi para pemikat datang Menyiraminya....?
Jika engkau masih terkapar sunyi dalam sudut halaman
Bolehkah aku datang merawatimu...?
Wahai mawarku
Jika engkau masih bermekar setiap pagi di halaman
Terasa bunga-bunga dunia tak bermakna aromanya
Namun kini ku biarkan dirimu berlayu sampai
dedaunan Bergugur di mataku
Dan memang engkau sudah tak beraroma khas di wajahku
Wahai mawar layuku
Youtefa
18-09-14
AGBG
JEMBATAN CINTA
Sepoi sore pun tak ingin membelainya
Jangankan manusia menyentuhnya
Kesucian ini milik sang baginda
Kepolosan ku rawat demi si jurangan
Cinta itu murni tak dibirahi
Juga bukan bola pin-pon
Bermain di setiap taman hati
Mengotori batin-batin
Hanya membekas luka dan perih
Berteduhlah dalam satu taman
Menanti sang waktunya
Berpadu mesra dan sayang
Berikrar menuju hari esok
Dalam gairah hidup bersatu
Dalam balutan warna cinta
Dunia kan milik bersama cinta
Bersama mengukir hidup
Lingkaran Abe
021114
AGBG
Jangankan manusia menyentuhnya
Kesucian ini milik sang baginda
Kepolosan ku rawat demi si jurangan
Cinta itu murni tak dibirahi
Juga bukan bola pin-pon
Bermain di setiap taman hati
Mengotori batin-batin
Hanya membekas luka dan perih
Berteduhlah dalam satu taman
Menanti sang waktunya
Berpadu mesra dan sayang
Berikrar menuju hari esok
Dalam gairah hidup bersatu
Dalam balutan warna cinta
Dunia kan milik bersama cinta
Bersama mengukir hidup
Lingkaran Abe
021114
AGBG
CINTA TERPENDAM RAHASIA
Haruskah aku nyanyikan cintaku
Agar kau dengar suara hatiku
Haruskah ku lukis rasa sayangku
Agar dapat kau lihat ketulusanku
Haruskah kutulis semua kerinduanku
Agar kau sedikit saja mengerti
Betapa aku mencintaimu
Selembar doa ku layangkan padamu
Mengharap kau tetap di sampingku
Menemani lingkat hidupku
Meski kau tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu
Hanya lewat gutaran kata
Kuhaturkan segenap rasa
Yang terpendam dalam puncak asmara
Takkan hilang dalam hitungan masa
Jika Tuhan mengijinkan
Ijinkan aku menyayangimu dalam derau tawa
Dalam tangis air mata ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia
YOUTEFA
251115
AGBG
Agar kau dengar suara hatiku
Haruskah ku lukis rasa sayangku
Agar dapat kau lihat ketulusanku
Haruskah kutulis semua kerinduanku
Agar kau sedikit saja mengerti
Betapa aku mencintaimu
Selembar doa ku layangkan padamu
Mengharap kau tetap di sampingku
Menemani lingkat hidupku
Meski kau tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu
Hanya lewat gutaran kata
Kuhaturkan segenap rasa
Yang terpendam dalam puncak asmara
Takkan hilang dalam hitungan masa
Jika Tuhan mengijinkan
Ijinkan aku menyayangimu dalam derau tawa
Dalam tangis air mata ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia
YOUTEFA
251115
AGBG
Minggu, 10 April 2016
KERTAS KU
Setiap halaman serasanya masih kosong
Tinta yang tergores di baris baris kertas pun slalu tersobek
Entah mengapa, kenapa, bagaimana
itulah rupa manusia ataukah takdir alam mengkoyaknya
Tetapi tangan masih bergetar,
kaki ingin melangkah,
imaji pun slalu tertiup
Yang tercecer
Yang tersisa
Ingin mengkemas setiap lembaran dari kampung halaman
Merangkul, menuliskan membaca
yang tercerai berai menatap di lantai rumah
TUHAR
220615
Agbg
Tinta yang tergores di baris baris kertas pun slalu tersobek
Entah mengapa, kenapa, bagaimana
itulah rupa manusia ataukah takdir alam mengkoyaknya
Tetapi tangan masih bergetar,
kaki ingin melangkah,
imaji pun slalu tertiup
Yang tercecer
Yang tersisa
Ingin mengkemas setiap lembaran dari kampung halaman
Merangkul, menuliskan membaca
yang tercerai berai menatap di lantai rumah
TUHAR
220615
Agbg
UNTUKMU JOKOWI
Jokowi
Engkau bertamasya di alam ini
Lihatlah
Sungai yang ngalir itu darah rakyat papua
Pohon bertumbuh itu diatas tulang belulang rakyat papua
Alam yang tandus ini diatas tubuh para korban penindasan
Jokowi
Jika engkau datang sebagai serupa manusia
bukan munafik apalagi berwajah iblis
Kicauan burung pagi teralung di kuping mu,
mereka menjerit atas jeruji sepatu penindasan mu
Jokowi
Jika engkau mendengar
Riuh gemuruh sungai yang menderas
Itu tangisan airmata para korban pembantaian mu
Jokowi
Engkau melihat gunung menjulang tinggi,
itulah tulang belulang pembunuhan
terhadap rakyat papua berdiri kokoh
Jokowi
Engkau melihat lembah-lembah sunyinya sepih tiada suara
Engkau telah telah sedang musnahkan
Jokowi
Kami sangat muak dan mual
Dengan segala kekerasan dan penindasan
Pembunuhan dan pembantaian
Diskriminasi dan ketidakadilan
Jokowi
Kebenaran dan keadilan
Kejujuran dan keterbukaan
TerhadAP nilai kemanusiaan
ITULAH harapan kami
AGBG
Engkau bertamasya di alam ini
Lihatlah
Sungai yang ngalir itu darah rakyat papua
Pohon bertumbuh itu diatas tulang belulang rakyat papua
Alam yang tandus ini diatas tubuh para korban penindasan
Jokowi
Jika engkau datang sebagai serupa manusia
bukan munafik apalagi berwajah iblis
Kicauan burung pagi teralung di kuping mu,
mereka menjerit atas jeruji sepatu penindasan mu
Jokowi
Jika engkau mendengar
Riuh gemuruh sungai yang menderas
Itu tangisan airmata para korban pembantaian mu
Jokowi
Engkau melihat gunung menjulang tinggi,
itulah tulang belulang pembunuhan
terhadap rakyat papua berdiri kokoh
Jokowi
Engkau melihat lembah-lembah sunyinya sepih tiada suara
Engkau telah telah sedang musnahkan
Jokowi
Kami sangat muak dan mual
Dengan segala kekerasan dan penindasan
Pembunuhan dan pembantaian
Diskriminasi dan ketidakadilan
Jokowi
Kebenaran dan keadilan
Kejujuran dan keterbukaan
TerhadAP nilai kemanusiaan
ITULAH harapan kami
AGBG
JIWA PERUBAH
Angin malam tidak lagi dingin duniaku,
duniamu atau dunia siapa saja yang hendak berpijak di tanah ini,
seakan semakin pengap saja
Melangkah dengan hati-hati
di balik hisapan asap rokok yang bercampur debu
Semua masih belum menemukan apa-apa,
hanya kegelisaan untuk mencari apa yang dicarinya
Begitu juga dengan semua sahabat kita,
yang mereka cari juga belum di temukan
Apakah kebahagian akan bisa menjadi
senyuman untuk selamanya...?
Ataukah kita akan terus terperangkap pada
sistem yang terus menerus menghisap kita..?
Tiada yang mampu menjawabnya,
kecuali kita sendiri yang mencoba
untuk bersatu dan merubahnya...!
Youtefa
111214
AGBG
duniamu atau dunia siapa saja yang hendak berpijak di tanah ini,
seakan semakin pengap saja
Melangkah dengan hati-hati
di balik hisapan asap rokok yang bercampur debu
Semua masih belum menemukan apa-apa,
hanya kegelisaan untuk mencari apa yang dicarinya
Begitu juga dengan semua sahabat kita,
yang mereka cari juga belum di temukan
Apakah kebahagian akan bisa menjadi
senyuman untuk selamanya...?
Ataukah kita akan terus terperangkap pada
sistem yang terus menerus menghisap kita..?
Tiada yang mampu menjawabnya,
kecuali kita sendiri yang mencoba
untuk bersatu dan merubahnya...!
Youtefa
111214
AGBG
JIKA
Jika melaut
Ingatlah darat
Jika mengudara
Janganlah tak lagi menatap bumi
Jika berkelana di jagad raya
Ingatlah kembali ke alam mu
Jika memimpin rakyat
Layanilah dengan bijak
Jika melihat PENINDASAN
Lawanlah penjajahan manusia
KM LABOBAR
18 Desember 2014
AGBG
Ingatlah darat
Jika mengudara
Janganlah tak lagi menatap bumi
Jika berkelana di jagad raya
Ingatlah kembali ke alam mu
Jika memimpin rakyat
Layanilah dengan bijak
Jika melihat PENINDASAN
Lawanlah penjajahan manusia
KM LABOBAR
18 Desember 2014
AGBG
JAYAPURA
Bisinmu adalah nyanyian duka
Sepihmu adalah ratapan batin
Indahmu adalah penghianat jiwa
Hutan beton adalah pohon-pohon kapitalis
Ruas jalan adalah lapangan inperialis
Rimbun belantara alam ialah
Kebun kehidupan para binatang liar
Jayapura
Siangmu adalah mentari penebar sekam
Malammu adalah burung gagak menari
Tanpa irama tinggalkan suaranya
Burung negri tiada jejak di rimbahnya
Taman Mesran
01122014
AGBG
Sepihmu adalah ratapan batin
Indahmu adalah penghianat jiwa
Hutan beton adalah pohon-pohon kapitalis
Ruas jalan adalah lapangan inperialis
Rimbun belantara alam ialah
Kebun kehidupan para binatang liar
Jayapura
Siangmu adalah mentari penebar sekam
Malammu adalah burung gagak menari
Tanpa irama tinggalkan suaranya
Burung negri tiada jejak di rimbahnya
Taman Mesran
01122014
AGBG
JANGAN TELANJANGI DIRIMU
Kamu adalah manusia
Yang sedang terbuang dari ranjang mu
Tidak serta merta pada setapak kehidupan
Merabah kiri-kanan di rimba
Mencari keabadian namamu
Kamu manusia
Mempunyai seberkas cahaya di hati
Menyimpang rahasia jiwa dalam diri
Bisa memilah antara gelap dan terang
Melihat jalan yang tiada ujung ini
Bila Roh Tuhan ada padamu
Jangan telanjangi diri
Dari semua keabadian dan kerahasian
Alam pun tak akan menyahut mu
Budaya dan adat tak akan bersuara
Seberkas sejarah di lembaran hitam terbisu
Menyaksikan kebobrokan nalarmu
Tiada kata yang menjadi berita di headline
Tiada suara yang mengiming di televisi
Tiada imaji yang terpampar di dunia maya
Lainnya engkau membuang di sampah manusia
Rahasianya simpan dilemari hati
Ingatlah, jalan terjal hidup kita
Belum sampai di puncak
Rimbah duka masih belum tertimpun
Dari semua ratapan dan setapak kehidupan
Akan di tangisi dan terjejaki oleh generasi
Pada seribu tahun mendatang
19 Januari 15
AGBG
Yang sedang terbuang dari ranjang mu
Tidak serta merta pada setapak kehidupan
Merabah kiri-kanan di rimba
Mencari keabadian namamu
Kamu manusia
Mempunyai seberkas cahaya di hati
Menyimpang rahasia jiwa dalam diri
Bisa memilah antara gelap dan terang
Melihat jalan yang tiada ujung ini
Bila Roh Tuhan ada padamu
Jangan telanjangi diri
Dari semua keabadian dan kerahasian
Alam pun tak akan menyahut mu
Budaya dan adat tak akan bersuara
Seberkas sejarah di lembaran hitam terbisu
Menyaksikan kebobrokan nalarmu
Tiada kata yang menjadi berita di headline
Tiada suara yang mengiming di televisi
Tiada imaji yang terpampar di dunia maya
Lainnya engkau membuang di sampah manusia
Rahasianya simpan dilemari hati
Ingatlah, jalan terjal hidup kita
Belum sampai di puncak
Rimbah duka masih belum tertimpun
Dari semua ratapan dan setapak kehidupan
Akan di tangisi dan terjejaki oleh generasi
Pada seribu tahun mendatang
19 Januari 15
AGBG
ITULAH MEREKA
Lantang berorasi kaum penjilat
Menebar janji merayu hati rakyat
Terlihat peduli bagai dewa penolong
Itulah mereka
Mengincar jabatan segala haram bermain
Menyasar kedudukan menyulam harta
Mendamba kekuasaan terupa raja
Itulah mereka
Setelah terpilih tiada gema di balik tembok
Terbukti pamrih tidak pula kasih
Nampak apatis rakyat korban hegemoninya
Itulah mereka
Pemimpin negri kita tercinta
Tuhar
261115
AGBG
Menebar janji merayu hati rakyat
Terlihat peduli bagai dewa penolong
Itulah mereka
Mengincar jabatan segala haram bermain
Menyasar kedudukan menyulam harta
Mendamba kekuasaan terupa raja
Itulah mereka
Setelah terpilih tiada gema di balik tembok
Terbukti pamrih tidak pula kasih
Nampak apatis rakyat korban hegemoninya
Itulah mereka
Pemimpin negri kita tercinta
Tuhar
261115
AGBG
ITU KITA
Daun yang jautuh itu kita
Dahan yang patah itu kita
Debu yang beterbangan itu kita
Angin yang menyejukkan itu kita
Awan yang meneduhkan itu kita
Cahaya pagi yang menghangatkan itu kita
Tetes air yang menyegarkan itu kita
Barah api yang berkobar itu kita
Iblis itu kita
Malaikat itu kita
Kehidupan ini untuk kita
Jalan yang tiada ujung itu kita
Itu kita bersama menuju
Holandia
280615
Agbg
Dahan yang patah itu kita
Debu yang beterbangan itu kita
Angin yang menyejukkan itu kita
Awan yang meneduhkan itu kita
Cahaya pagi yang menghangatkan itu kita
Tetes air yang menyegarkan itu kita
Barah api yang berkobar itu kita
Iblis itu kita
Malaikat itu kita
Kehidupan ini untuk kita
Jalan yang tiada ujung itu kita
Itu kita bersama menuju
Holandia
280615
Agbg
GENERASI CINTA BUKU
Tiada peradaban bercermin
di wajah negri berpacuh
hanya timur matahari bersinar
menyinari sejagat raya
akulah berawal berburu mentari
Bibir tua bergetar sekian tahun
bertuturkan dalam kata dan bahasa lisan
bersyaduhkan pilar dan nilai kehidupan
Sekian abad lidah bersyair
menyanyikan bait-bait hidup
melukiskan identitas di atas alam persada
hereditasnya terdokumen dalam nalar
Kini sadari bahwa dunia menampak
segalanya di bawa telapak kaki
Bukalah selembar kertas
membuka jendela dunia
Menulislah satu kata di setiap lembar
lintaskan jembatan peradaban
Tunas, kebun inspirasi
29 Januari 15
AGBG
di wajah negri berpacuh
hanya timur matahari bersinar
menyinari sejagat raya
akulah berawal berburu mentari
Bibir tua bergetar sekian tahun
bertuturkan dalam kata dan bahasa lisan
bersyaduhkan pilar dan nilai kehidupan
Sekian abad lidah bersyair
menyanyikan bait-bait hidup
melukiskan identitas di atas alam persada
hereditasnya terdokumen dalam nalar
Kini sadari bahwa dunia menampak
segalanya di bawa telapak kaki
Bukalah selembar kertas
membuka jendela dunia
Menulislah satu kata di setiap lembar
lintaskan jembatan peradaban
Tunas, kebun inspirasi
29 Januari 15
AGBG
GEMPAR- JIWA MUDAMU
Di bukit derita rakyat
Mereka berseru kepahitan hidup
Di lembah kebisuan kaum terbelenggu
Mereka bersuara menghibur derita
Dikota yang kian hari sunyi ini,
engkau bangkit bernyanyi dalam kebenaran
Mengelorakan jiwa-jiwa terbungkam
Dalam galaknya sang mentari
Engkau menjinakan di bawa gelora jiwa mudamu
Debu serbu jalanan engkau menyapu di bawa kaki kebenaran bangsamu
Mewarnai dunia dengan kilauan mudamu
Hingga mengsohorkan namamu di nadi dan urat rakyatmu
Majulah..bangkitlah serta lawanlah belenggu ketidakadilan
Gemparkan dunia mu gairahkan perlawanan
Walaupun jalan penuh duri dan onar
Walau moncong drakula menerkah tubuhmu
Hukum manusia tidak memihakmu
Jalanmu di bentangi tembok manusia
Walau tanganmu dijerat kaum berjuri besi
Majulah lawanlah
Meraih kebebasan rakyat bersama pahlawan mudamu
Gempar-
Gelorakan jiwa mudamu
Gairahkan barah rakyatmu
Gerakkan kaum tak bersuara
Geratkan tali jemari manusia
Demi menggetarkan jiwa kaum penindasmu
Meraih kemenangan negrimu
Bebaskan rakyatmu
Dari tirani dan belenggu penjajah
Kampus Umel Mandiri
30-09-2014
AGBG
Mereka berseru kepahitan hidup
Di lembah kebisuan kaum terbelenggu
Mereka bersuara menghibur derita
Dikota yang kian hari sunyi ini,
engkau bangkit bernyanyi dalam kebenaran
Mengelorakan jiwa-jiwa terbungkam
Dalam galaknya sang mentari
Engkau menjinakan di bawa gelora jiwa mudamu
Debu serbu jalanan engkau menyapu di bawa kaki kebenaran bangsamu
Mewarnai dunia dengan kilauan mudamu
Hingga mengsohorkan namamu di nadi dan urat rakyatmu
Majulah..bangkitlah serta lawanlah belenggu ketidakadilan
Gemparkan dunia mu gairahkan perlawanan
Walaupun jalan penuh duri dan onar
Walau moncong drakula menerkah tubuhmu
Hukum manusia tidak memihakmu
Jalanmu di bentangi tembok manusia
Walau tanganmu dijerat kaum berjuri besi
Majulah lawanlah
Meraih kebebasan rakyat bersama pahlawan mudamu
Gempar-
Gelorakan jiwa mudamu
Gairahkan barah rakyatmu
Gerakkan kaum tak bersuara
Geratkan tali jemari manusia
Demi menggetarkan jiwa kaum penindasmu
Meraih kemenangan negrimu
Bebaskan rakyatmu
Dari tirani dan belenggu penjajah
Kampus Umel Mandiri
30-09-2014
AGBG
DABOHALEY
(Harapan Itu Masih Ada)
Mata air di kaki bukit Ciklop masih mengalir jernih
Pesona danau masih terlihat aroma indah menawan
Alamnya masih kehijauan memberikan Dabohaley
Walaupun lingkaran hidup kita,
tampaklah penuh debu kipasan ujung para sepatu
Ujung timur fajar slalu menyingsing setiap pagi
Memberikan serpihan-serpihan cahaha kehidupan
Jingga senja di atas Kalkhote yang memecah merah
Namun tak bawa pergi dabohaley ke peraduannya
Oh adam-adam Ciklop
Suaru mu masih nyaring bagai dawai tifa
Wajah mu masih elok seperti seelok Kalkhote
Langkahmu masih kokoh sekokoh gunung Ciklop
Bangkilah..!
Oh hawa-hawa danau sentani
Nyanyian mu masih merdu,
semerdunya kicauan cenderawasih
Dandanan mu masih riang serupa tarian burung nuri
Seraut wajah mu masih jelita bagaikan dewi permaisuri
Bangkitlah..!
Arus zaman ini
Tak membilas kitorang ke atas danau keteduhan
Roda waktu ini
Tidak menggiring kitong ke ruang kesejukan
Harapan itu masih ada
Bangkitkanlah harapannya
Harapan akan nyata
Kejarlah
Langit kita masih membiru
Alam kita sejuk menampakan kehijauan
Danau kita masih teduh tak berombang
Mata air hidup mengalir deras dari sumber Ciklop
Memuaskan dahaga kekeringan hidup
Masih ada, tetap ada, akan ada
Dabohaley hingga seribu tahun
Kampung Nolokla, Sentani
14 Maret 2016
Aleks Giyai
Mata air di kaki bukit Ciklop masih mengalir jernih
Pesona danau masih terlihat aroma indah menawan
Alamnya masih kehijauan memberikan Dabohaley
Walaupun lingkaran hidup kita,
tampaklah penuh debu kipasan ujung para sepatu
Ujung timur fajar slalu menyingsing setiap pagi
Memberikan serpihan-serpihan cahaha kehidupan
Jingga senja di atas Kalkhote yang memecah merah
Namun tak bawa pergi dabohaley ke peraduannya
Oh adam-adam Ciklop
Suaru mu masih nyaring bagai dawai tifa
Wajah mu masih elok seperti seelok Kalkhote
Langkahmu masih kokoh sekokoh gunung Ciklop
Bangkilah..!
Oh hawa-hawa danau sentani
Nyanyian mu masih merdu,
semerdunya kicauan cenderawasih
Dandanan mu masih riang serupa tarian burung nuri
Seraut wajah mu masih jelita bagaikan dewi permaisuri
Bangkitlah..!
Arus zaman ini
Tak membilas kitorang ke atas danau keteduhan
Roda waktu ini
Tidak menggiring kitong ke ruang kesejukan
Harapan itu masih ada
Bangkitkanlah harapannya
Harapan akan nyata
Kejarlah
Langit kita masih membiru
Alam kita sejuk menampakan kehijauan
Danau kita masih teduh tak berombang
Mata air hidup mengalir deras dari sumber Ciklop
Memuaskan dahaga kekeringan hidup
Masih ada, tetap ada, akan ada
Dabohaley hingga seribu tahun
Kampung Nolokla, Sentani
14 Maret 2016
Aleks Giyai
Langganan:
Postingan (Atom)