Label

Senin, 25 April 2016

CINTA YANG USANG



: PT

Kubariskan rindu di catatan
walau waktu hapus ingatan
segala rasa telah kuabadikan 

Kau hilang telang waktu
entah kemana ku mencari
walau rasa ini masih membuncah
memanggil dirimu di rangkul cinta

Hari di ujung kota kami bahagia
lepas lelah membuai sepih
bersama mereka tercinta

Kau yang ku cinta dan bina
guru kala bimbang menerpa
kaka dan sahabat di hari bersama
namun hari istemewa tiada wajahmu

Detak jarum waktu berjalan kau benar
memori cinta kau hapus
di lembaran catatan mu
tiada goresan namaku
tetapi pasti ku percaya
semua kisah akan abadi
perjalanan dalam mengembaramu
kau kenang abadi selalu

Pantai Amai
24 April 2016

Kamis, 21 April 2016

PUISI UNTUKMU

Nanti, ketika garis itu menyerupa batas.
Aku yang dulu satu menjadi seribu kenang
yang berjuang dalam ingat paling khidmat.

Maka pejamlah,
kau akan temukan aku tetap bernyawa.
Dalam setiap puisi yang terbaca, menyebutmu.

Karena di sana aku mengabadikan hati.

AGBG
14/4/16

Sabtu, 16 April 2016

ZAMAN

Kini giliran zaman
Di pundak hidup
Kemana ku kan membawanya
Entahlah…..

Aku termanggu meratapinya
Pijakan jejak semakin tak menentu
Harapan kian menepi di alam ku
Cita-cita termerosot kelabu dunia
Kemanakah rimbahnya....

Termenung hingga bertanya
Pada siapa…diri ku juga kalian
Entahlah…
Semua membisunya menatapku

Wahai seribu mata
Tatapanmu menusuk hati serta jiwa
Penuh makna dan arti
Dalam membisu dalam bisikan
Suara-suara merasuki sukma

Zamanmu-zamanmu
Lawanlah, berjuanglah dan menangkanlah
Kemenanganmu perkasa jiwamu
Kemenanganmu keabadian namamu

Astuhar,
23-07-14
AGBG

TAKDIRMU

Hari berjalan dalam rasa
Rasa yang penuh misteri dan makna
Ingin mengungkap tabir hingga fakta
Dalam jejak-jejak hidup penuh duri

Kisah dan sejarah tenggelam dalam zaman
Semakin terhanyut dalam simponi nikmatan
Dalam lupa diri hingga lupa nyata
Bersandiwara diatas kursi derita masa

Angin hanya melambai dedaunannya
Alam hanya membisu menanti masanya
Negri tumbuh ambisi dan apatis
Membudak kaum suku serta kaum etnis

Dari kumpulan kaum serakah menata diri
Diri yang tak kunjung puas harta dan kuasa
Menjual dombanya ditangan kaum VAMPIR
INIKAH WARISAN TAKDIR HIDUP

Padang Bulan Korem
22-09-2014
Aleks.G.B.Giyai

WARISAN TAK TERMAKNA

Kesadaran akan bertanggun jawab,
yang takut bertanggung jawabkan
mengapakah menjadi manusia
jika air mata engkau mewariskan
mengderaskan di roda-roda zaman

Insyafilah,
1 keinginan menyayatkan 1001 generasi
menyalipkan harapan hidupnya
membilaskan ke dalam hawa nafsu
mengingkarkan pada birahi birokratis

Engkau menari di panggungmu kini
bermodali sepenggal ilmu berfoya
mengejar nama memujamu bagai dewa siwa
walau waktunya,
engkau mendekam diri di ruang tembok tak berwajah

Menataplah wajah zaman kekinian
pucuk-pucuk cemara terkulai di kaki dian
tergilasnya dalam kefasihan tangan penguasa
menjlati remah dan ampas kaum tuan

TUHAR
201115
AGBG

UNTUKMU KAWAN

Keresahan batin ini
Kegelisahan Jiwa ini
Kekuatiran tubuh ini

Selalu menghantui
Selalu membayangi
Selalu menghampiri

Jika kau tak bersama
Jika kau tak bersekutu
Jika kau menghilang

Dari kehidupan ini
Dari perjalanan ini
Dari Perjuangan ini

Mengapa tiada wajahmu
Mengapa tiada senyummu
Mengapa tiada suaramu

Untuk melangkah bersama
Untuk berjuang bersama
Untuk menghibur bersama

Kenapa engkau tercecer
Kenapa engkau apatis
Kenapa engkau membiarkan

Kini dirimu tak sekuat batu karang biak
Kini dirimu tak seputih salib Mansinam
Kini dirimu tak setinggi gunung Carthenz

Apakah engkau tengelam di telaga enfothe
Apakah engkau tertimbun di lubang freeport
Apakah engkau terhanyut di sungai Mamberamo

Alam kita masih tertampak kehijauan
Tanah kita masih terluas melimpah ruah
Laut dan langit kita masih membiru

Memberikan kesejukkan dari sebuah harapan
Memberikan nafas menikmati hartanya
Memberikan impian seluas kebebasannya

Untukmu kawan sebangsa
Untukmu kawan setanah air
Untukmu kawan seair mata yang menjerit

Kita adalah kulit hitam yang tertindas
Kita adalah rambut keriting yang terbudak
Kita adalah orang melanesia bukan melayu

AGBG
030915

TETAP DI JALAN MU

Di jalan tiada ujungnya
Duduk dan berdiri dengan wajah berseri
Menampung tetesan kebenaran
Menanti hujan kebebasan
Walaupun debu serbu mengepas wajah

Anak negri
Mencari keadilan disebrang pulau
Di antara kaum serakah dunia
Pada berwajah nafsu serta rakus
Berhati harta dan kepentingan
Tetapi pacuhlah pada jalanmu

Dirimba belantara alam
Lukislah jejak abadimu
Disetiap tebing dan lembah
Memaduhkan bersama nyanyian cendrawasih
Menghibur roh perlawanan
Di antara ribuan hujan peluru yang menderas

Walau... kaum menufik yang lain
Bermega di puncak
Para jurangan duduk bersila
Tersenyum bersama rupiah
Berkaca diri bergaya kepalsuan

Tetaplah berseru-seru di jalan benar
Sampai kebenaran mengatakannya
Tetaplah membujuk jiwa-jiwa kapitalis dunia yang durhaka
Dengan rayuan nilai kemanusia kodrad ILAHI
Tetaplah bergerilya bersama kawanan isi alammu
Wahai...
Kaum Revolusioner

Kebun Inspirasi Astuhar
24 Jan 15
AGBG

TERSINGKIR

Rimba belantara buatan
Di tengah hutan beton
Burung liar bersarang kemegahan
Burung negri terkapar sunyi di alamnya

Sayap tak mampu terbang
Kakinya tiada dahan di inggap
Hanya tersipu dalam aroma
Nikmati rema-remanya di bawa meja
Sayang…
Aku tersapuh di ranjang sampah

Nabire Wonorejo
10012015
AGBG

TENTANG DUNIA KITA

Mentari masih bersahabat
Lalui dalam kerinduan
Pijakan kaki pun tak menentu
Terkungkung di dunia kita

Bersandiwara dalam dunia fantasi
Berpijak irama kehancuran
Esok pun tak mengcerah
Menari di atas masa kepurukan

Ini tentang kita
Kita melihat dalam mimpi khayalan
Hari-hari kita tertidur kebisuan
Bisu nikmati kehampaan
Yang lain derita tiada akhir

Derita tentang kita
Bumi langit membungkam
Dunia tak menyahut
Tumbuhlah manusia apatis

Ini tentang kita
Bersatu dalam kehidupan
Berlaju ke jalan yang sama
Menjemput kebahagian
Disana bebas dan damai bermakar seri.

Uncen Bawa
20-09-2014.
Aleks.G.B.Giyai

DI GUA GELAP NAFASKU

Mentari surya pagi tak seterang lilin kecil
semalam yg bercahaya di kaki dian
Debu serbu pagi kini menjadi awan hitam
kelam menyelimuti langitku
Sepertinya nafas tak terasa ada kelegahan ketika kaki
beranjak pergi mengunjungi setiap lorong jalanku

Di tengah hutan tembok yang semakin gagah itu
aku telusuri jejak tua penuh aroma
Tetapi di sana terhimpit diantara manusia haram
yang dibawa angin tiada sumbernya
Dan memang pemimpin anak negri tak mampu membendungi
manusia haram yang membanjir dari hulu hinga muara

Biarkan kegilaan mengejar dewa siwa mencari
keserakahan diantara meja dan kursi dan kuasa
Tetapi sadarlah kehormatanmu mengubur namamu
di tanah tak bertuan dan terkekang zaman
Ruang dialam ini engkau sempitkan dengan
gas hukum sesakkan nafas kami
Luas jalan kami engkau dempetkan di
antara lebel stigma dan moncong maut negara

Kini jiwa berbisik pada roh dan nalar
Bumi akan berputar sepanjang zaman
Hari hari akan berganti cuaca
Masa akan menghadirkan generasi
melegahkan nafas keabadian..

Karya: Gadabi Aleks Giyai
Padang Bulan Jayapura

SYAIR MANUSIA TERTINDAS

Kami adalah sisa
dari yang sudah musnah
kata orang Papua
tetapi kami masih bertahan
untuk hidup seribu tahun lagi

Kami adalah sisa
yang egkau memburuh
dalam setiap detik
karena kebenaran
kata orang Papua
tetapi engkau tak dapat memadamkan
api ideologi  dalam lubuk anak negri

kami adalah sisa
yang engkau memenjarahkan suara kami
dari negara demokrasi mu
kata orang Papua
tetapi kami akan bangkit melawan
ketidakadilan, ketidakjujuran, pembungkaman
diatas negri kami

Kami adalah sisa
dimana egkau termarginalkan
kehidupan anak negri di alamnya
kata orang Papua
namun kami akan memilih
menentukan perahu kehidupan kami

Kami adalah sisa
dari segala kekayaan engkau merampas
dari tangan dan kehidupan kami
diatas negri susu dan madu ini
kata orang Papua
tetapi kami akan memilikinya
demi tanah tumpah darah kami
West Papua

Karya:Aleks.G.B.Giyai
Jayapura Papua
28-02-15

SESAAT

Hidup ....
Terbujur sesaat
Terpaku sesaat
Terdiam sesaat
Terhenti sesaat
Dalam kehidupan ... sesaat tak hidup

Sama ...
Kesunyian yang kurasa
Kepekatan yang kurasa
kekosongan yang kurasa
Ketidak berdayaan yang kurasa
Kurasakan sama ...
Kala hidup terenggut sesaat dan tak hidup.

Tak hidupku mengapa hidup...?
Lalu apa hidup... ?
Lalu mengapa hidup...?
Kembali ke hidupmu


Tuhar
270515

SELAMAT NIKMATI TAHKTA

Selamat datang kekuasaan!
Hari ini engkau datang
Dengan wajah kekokohan

Menebarkan senyum dan lambaian tangan
Silahkan duduk dikursi empuk
Bermesrahan hukum dalam kemalangan
Berdiri gagah di atas podium
Kelantangan suara bernyanyi
Memulaskan rakyat di kasur alamnya

Kami muak dan benci
Pada rakus dengan perutmu
Kebijakan yang tak merangkuh
Pasrahlah hati kami pada nyata
Selamat nimati kekuasaan
Tiada nama di lembaran sejarah

Nabire Oyehe
12 Januari 15
AGBG

HANYA SATU

Satu dari seribu nalar
dibuat seribu dogma
Satu dari seribu mimpi
dibuat tersesatkan
Satu dari seribu tujuan
dibuat korban berjatuan
Satu dari seribu bahasa
dibuat manusia apatis
Satu dari seribu negara
dibuat rakyat menderita
Satu dari seribu manusia
lawan seribu hukum ketidakadilan
Satu dari seribu impian
hanya satu citaku
KEBEBASAN

Astuhar
07122014
AGBG

SATU KAPAL

Samudra kehidupan badai melanda
Diambingkang amukan manusia
Kini segilintir nahkoda melawan arusnya

Dalam muatan kapal
Satu darah menahan dinginya rasa
Dagin kita satu arwah kita satu
Walau masing-masing bernalar
Yang tertusuk padamu terluka padaku

Tujuan berpandang bersama
Menadah derasnya derita
Di kemudikan kapten Ilahi
Arah kompas kita berjaan
Berlabuh di pantai keteduhan
Damai pun menanti

KM LABOBAR
18122014
AGBG

SATU DARI SERIBU JALAN

Di antara seribu bintang
Ada satu yang berpijar
Di antara bunga yang mekar
Ada satu yang berduri

Aku ingin jadi satu yang beda
Diantara yang ada
Tapi sayang aku bagian dari kebanyakan

Satu jalan ku jejaki ke puncak
Diantara seribu jalan
Tapi sayang aku terhimpit
Dalam kebanyakan sepatu

Hanya satu lautan terlentang
Satu bumi berpijak
Dalam kesatuan warna kita menyukai
Tapi sayang aku terjebak
Dalam seribu imaji palsu

Kampus USTJ
05122014
AGBG

SALJU PUNCAK JAYA

Tebing-tebing tebal
Ditaklukkan sang pendaki
berhari-hari menahan rintihan
Menahan dinginnya siksaan
Salju berasa Tinginambut
Setapak demi setapak
Kaki bertautan menahan pijak
Melawan terjalnya tantangan
Alam Puncak Jaya

Berlama-lama melintas
Menanjak, meliku, mengganjal
Guliran kaki nan menghentak
Sedikit demi sedikit
Dengan pelan lagi pasti
Sang puncak telah terlihat
Haru membahanakan kebahagian
Bendera menancap pada sang raja pengunungan

Disana pahlawan bertahta
Berselimutkan salju menahan derita negri
Memayungi diri bermodalkan busur keyakinan
Berperang di antara seribu hujan yang menguyur
Engkau pahlawan
Di antara hujan, mendung dan kabut
Melawan ketakdiran Alam

AGBG
050415
Astuhar Jayapura

SAJAK BATU TUA, HARI INI

Kutulis kemalangan
Ku berkata kemalasan
Ku bernyanyi ketidakpedulian
Ternyata umur tua tak menjamin kearifan
Anak-anak pun selalu saja terbodoh
Mereka dilahirkan untuk meniru orang tua

Namun dalam kerapuhan
Membuat jiwa merdeka itu layu
Mereka kehilangan untuk berjuang
Daun bibir yang berkata bijak
Tapi membuai generasi kedunia apatis
Nyanyian pagi sang tua adalah
Memulaskan roh
Di saat fajar menyinsing

Silsilah zaman silih berganti
Warna langit tetap terbiru
Hijaunya bumi akan berubah
Tapi kini
Ku kupingkan daun telingga
Pada waktu yang menjerit
Meniti jalan memerangi terik penindasan

14 Jan 15
AGBG

PUNCAK KESUNYIAN

Mentari telah berpangku rembulan
Menuju peraduan sunyi dalam dekapan malam
Jangkrik dan burung malam
Bernyanyi merdu menghibur
Kesunyian bersama derita
dengan cerita senja yang berakhir

Manusia bertekuk tangan hingga kaki
Mengajak tubuhnya berteduh dibawah
Kasur ketiduran jiwa
Imaji tak menghasut logika
Merana di jagat alam mencari angin bebas

Disana ada buah dan pepohonan
Memetik dan memanjat
Menggecap bersama dalam lingkaran hidup
Namun daya ini tak berharga
Mengejar mimpi dari hidup
Cerita tua penuh aroma sejarah
Sayang disini dia
menuju puncak kesunyian

Kaki Bukit Abe
19-10-2014
AGBG

PENJARA DEMOKRASI

Di ujung nusantara
Demokrasi terpasung di atas batu
Di pukul ombak manusia
Di hempas angin bibir
Tiada rasa terpecah

Suara-suara terbungkam
Tangan-tangan di jerujikan
Jejak kaki di buntut jerat

Demokrasi memenjarakan
Di ruang alam kita tak berekspresi
Tiada senyum, tiada nyaman, tiada langkah
Hanya bisu memandang negri madu
Negara demokrasi
Penjarakan manusia demokratis

Nabire
08012015
AGBG

MEMIMPIN TANPA KEMANUSIAAN

Yang pamer rupa
rupanya merasa rupawan
gayanya mempesona
dandanannya mempesona
ingin di like sebanyaknya

Ketika berpidato
merasa  merdu suaranya
wajahnya berpantul langit
nuraninya menumpul ke bumi

Rayuannya hanya berbusa di bibir
berjanji tapi menelan ke rahimnya
senyumamnya menawan memikat
hatinya penuh keburaman nan dekil

Bibirnya bersabda selalu di lembaran media
demi rakyat-demi rakyat
menjadi buronan harian proyek mu
Sadarlah
Bertobatlah

Lihatlah engkau
Di lembaran media rakyatmu
tintah darah membanjiri setiap saat
wahai pemimpin buatan
tak berjiwa kemanusia
tak bernurani manusia

AGBG
13042015
Jayapura

PANDANG DUNIA MU


Kawan ku melihatlah duniamu
Dengan penuh birahi cinta
Selayaknya wanita
Mencium keningnya setiap pagi
Demikian cintamu memeluk bumimu

Duniamu kini di hembuskan topan gulita manusia
Memanduli jiwa dan roh
Menupuli imaji serta nalar
Diantara gila pangkat dan kekuasaan
Diaruang alammu tak berdaya
Tali jemari hukum memikat langkahmu

Pandanglah,
Alammu memanja diri dalam keteduhan harta surga
Kini disita dalam ranjang kaum kapitalis
Ketandusan alam menampak hijaunya alam mu

Kidung burung surga tiada lagi menghibur jeritan ini
Nyanyian merdunya tak berbisisik setiap negri
Entah kemana dirinya
Kini abadi hanya namamu
Burung surga penghias duniaku

Lihatlah,
Nyawa anak manusia terjatuh ditangan ketidakadilan
Mengubur darah suci tak berdosa ditanah hampa
Tiada lagi cinta kejiwaan manusia menampak
Menghilang jejak dalam seribu kenikmatan
Tinggallah jeritan hidup setiap batin
Anak negri dalam sengatan binatang bius
Tinggal hidup tinggal mati
Semoga generasi bercermin rupanya
Memandanggi kekiniannya

Skyline
31102014
AGBG

MUNAFIK DI LAYAR HIDUP

Layar televisi,
Engkau merendah bagai perempuan samaria
Membungkami hidup dibawa ketegaran hatimu

Headline koran,
Engkau berseru-seru bagai seorang nabi dipadang gurun
Membunuh rakyatmu dalam kebijakan tolol

Keluarlah dari ranjang empuk,
Meniti jiwa-jiwa yang dikorbankan dari sistem penindasan
Layar kehidupan engkau membunuh nurani

Di belantara alam ini
Rakyatmu ditidur dengan bius militerisme
Di bantalkan uang otonomi
Menidurkan patriotisme

Wahai kaum munafik
Yang bersandiwara diiatas alammu sendiri
Mata untuk melihat derita rakyatmu
Hati tak terkulai merasa tertindas
Nalar tak berguna dirimu
Melawan penindasan

Jayapura City
211214
AGBG

LUMPUR HIDUP

Dan di dalam air lumpur kehidupan
Kita melihat bagai berkaca
Ternyata kita, toh, manusia!

Yang melebur Semakin sesak
Yang menghindar semakin melebar
Yang Memcoba semakin jenuh
Yang Maju semakin sedikit

Oh air lumpur kehidupan
Tiada kata tak memaksa
Hanya senandung syairku
Selamat mencoba
Hingga di ujung


Asrama Tunas Harapan
060715
Agbg

LUKA LAMA

Tiada hari yang cerah
Hidup tetap di hiasi mendung hitam
Hari, bulan, tahun berganti
Menutupi wajah bumi manusia

Luka lama masih terasa di hati
Nyanyian lama masih berirama
Jejak tua pun masih terlukis di alam manusia

Jangan terpesona di balik setiap alunan musik baru
Itu hanyalah simponi hiburan
Membunuh daya dan jiwa
Harapan serta masa depan

Hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang lama
Berputar dalam sistem penindasan yang lama
Hanyalah manusia bangkit kembali dari ketiduran
Memerangi ganasnya manusia serigala
Dari waktu ke waktu menerkam hidupmu

Kampung Onago
01012015
AGBG

LANGKAH KITA

Di bumi cendrawasih ada tembok raksasa cina
berwajah Demokrasi yang mesti kau robohkan
dia mengekang, membuntuti, membungkam

Di sana ada kerikil-kerikil tajam
semakin terhambur setiap lorong jalan
yang perlu kau singkirkan dari wajah hidupmu

Mestinya ini kau harus melangkah
dari selangkah mengepaskan debu serbu jalanan
Merangkuli jiwa-jiwa membangkitkan roh-roh
Yang terpuruk, terbisu, terobsesi
dari arus waktu dan gelombang materialisme yang menderas

Langkah nafas menghirup udara bebas
ada tersimpan bersama masa jalanan
Yang tercemar, tercecer
biarkan mati terhunus di tangan sang waktu.

Tuhar
070815
AGBG

KOTA HARUS BANGKIT

Suara Kota semakin sunyi
terasanya ke lubuk desa
Nyanyian kota tak merdu lagi
gemanya sampai kampung
Kota harus bangkit
Berkata kata di jalan
Berkawan pada mentari
Berlawan pada teriknya
Bergandeng generasi
Memikulkan bara..

Jayapura
270215
agbg

TUHAN

Ada diantara tiada
Terlihat tidak dengan raga
Mata batin menembusnya
KeberadaanNya bisa dirasa
Carilah di setiap langkah berpijak
Berseruhlah selagi hela nafas menghirup
DIA tak sejauh langit yang membiru
DIA tak sedalam lautan biru
Ada dalam setiap untaian doamu

Holandia
030416
AGBG

DARI DUNIA RINDU

Tanpa ucapan, kita telah menyadari
kenapa perasaan
tak mudah dibahasakan

Dalam kebisuan, kita sama-sama mengerti
kenapa kebenaran
tak gampang disuarakan

Depan mata, kita telah melihat penindasan
mengapa tiada getar hatimu
tuk melawan penjajahmu

Kamu rindu, mereka rindu
kita bersama merindukan
kebebasan hidup dibumi

Holandia
150416
AGBG

SUATU WAKTU

Aku kalah oleh waktu
ketika roda mengitari zaman
yang mengiring langkah jiwa pemberontak
ke dalam rumah keapatisan

Kita akan menang oleh waktu
rotasi penderitaan meronta menampar kebisuan
di kala rumah kesunyian terbakar oleh barah zaman

Buminya akan bangkit
langitnya akan bersaksi
alamnya akan mengikuti
kami telah bosan dengan hidup ini

Pergilah merebut negerimu

Sentani,
020316
AGBG

Kamis, 14 April 2016

TUHAN BEBASKAN NEGRIKU

Dunia dan isi memuja kasihNya
Berpadu suara jeritan dan syukur
Manusia bertekuk lutut di mesbaMu
Sejuta harapan digenggam dalam sanubari

CintaMu
Menyegarkan dahaga manusia
Sayang Mu
Memeluk kaum luka larah
AnugrahMu
Menyelenggara batas dan waktu hidup
KuasaMu
Melepaskan kaum terbudak

Tuhan Allah ku
Tali jemari manusia durhaka mengikat dunia Papua
Tuhan Allah ku
Tangan kaum serakah mengaruk tubuh negriku
Tuhan Allah ku
Drakula pencabut insane meraja bangsaku

Tuhan Allah ku
Ku pinta dari jurang maut duniaku
Laksanalah kuasa dan anugrah mu
Adil dan benar Mu
Bebas dan damai Mu
Diatas belantara negriku.

Gereja Gembala Baik Abepura
210914
AGBG

PULIHKAN TUHAN

Setetes embun cinta dan ilmu
Terbendung dalam kalbu
Ingin ku taburi setiap taman harapan
Menanam benih-benih tunas
Namun derita dalam dada
Tak kunjung berakhir

Derita ini pembunuh nalar serta imaji
Daya dan sendi tak berdaya
Ruang kreatif dan inovatif dilema oleh rasa sakit
Kujejaki dunia alam gaib
Mencari tangan ajaib dan
Bara api dalam bibir manusia
Tiada kehangan kudapati

Kepadamu Sang Khalik
Kubawa sehelai derita
Diatas meja kuasamu
Pinta belaskasih dan jamaan
Pulihkan tangisan ini
Basuhlah dengan bilur darahMu
Diatas jantung ini
TUHANKU

Tuhar
021115
AGBG

JIWA-JIWA KOTOR


Aku tuliskan senandung hati
Serupa puisi dan kubaca dengan lirih diujung sepi.
Saat malam kian renta tak lagi perkasa.
Aku tertunduk bersimbah air mata.
Sesalkan masa bermandikan dosa.
Ketika jalanan panjang hantarkan langkahku.
Menapaki masa penuh liku.
mengumbar nafsu.
Menoreh prahara.
Dalam hidup nan maya.
Tapi kini..
Ijinkan kami kembali padamu
Ya Sang Khalik

Tuhar
AGBG

SENYUM MU DALAM KALBUKU

:Kristina

Bergetaran jiwa dan raga
Keguguran khayal dan rasa
Ketika senyum dan namamu
inginku hapuskan dari memori

Samudra hidup ternoda oleh senyummu
Namamu tertular seluruh nadi dan darah
Tercemar hingga lubuk dan sumsum

Permata hingga emas
Perak hingga timah
Kini tiada bermakna

Cinta hingga sayang
Rindu hingga rasa
Terkabur dalam nurani buta
Pengorbanan tiada arti
Kenangan hanya hiasan dinding hidup

Hanya namamu ku ukir
Senyummu terabadi dengan embun cintamu
Kini mentari adalah cintaku
Bulan menjadi sahabat
Mereka ku ukir dalam sanubari
Kenangan indah nan abadi hanya cintamu
Dan wajahmu bercermin dalam khayalan hari-hariku

Waena
170914
AGBG

RINDU

: Pince

Betapa resah jiwaku
sekian lama tak bertemu
bayang melintas merasuk jiwa
mengusik tenang hembusan rasa

Ah
rindu membuncah
mengaduk lamunan
dan batinpun mengayung angan

Oh
dalam rotasi kian melaju ini
ku dambakan sesosokmu
mana candamu mengusik resahku
senyummu menyapu risauku
aku merindukanmu
saat-saat aku terlela seperti ini

TUHAR
010615
AGBG

RAYUAN ANGIN LAUT

:Khayal

Senyum kecil memukau
Melukis diri di balik lautan biru
Mengodai sang adam yang terkulai

Ku disini samping mu
Sedang merangkai kata-kata di bibir
Merayu dan meramu di belai angin laut
Membidik hati membasahi jiwa

Hai dengarlah,
Angin ini merestui cinta
Bintang di langit adalah saksi
Bisingnya hari menyatuhkan rasa
Dalam setiap tatapan mata ini
I LOVE YOU

KM LABOBAR
181214
AGBG

PERSINGGAHAN

Tiada hallte bagimu,
ketika cinta termerana disetiap terminal
disini hanya singgah mengantre mobil berikutnya

Tiada lapangan bagimu,
ketika cinta terbang hinggap disetiap lapangan
disini engkau singgah bagaikan mengover bagasimu

Tiada sombar bagimu,
ketika cinta singgah setiap sombar hati,
disini berteduh sebentar mengusap keringat mu

Untukmu cinta persinggahan
Cinta itu suci milik Sang Khalik
Tak dipermainkan oleh naluri manusia
Bagaikan bola pinpon diatas meja

Bagimu, wahai cinta persinggahan
Tidurlah disatu rumah menata cinta
Merangkai hidup bersama dua insan
Merakit satu roh satu nafas


By: AGBG
Youtefa, 10-03-15

PENANTIAN TELAH PUDAR

: INA

Adelweise rasanya
Ketika telusi taman
Berjumpah diantara sekian mawar
Bermekar mewanggi saat menatapmu
Kan slalu menyiramimu dengan pupuk cinta

Ketika cemas bergetar tubuhmu, terkemas dikantongi hati
Di kala pintamu berlonta dikuping, berlari sesak padamu
Di mana embun hitam menutupi lembahmu, tersediah payung cinta menaungi dirimu

Ku tanam kasih tak  harap kembali
Namun kau bunuh dengan dusta bertubi
Ku beri utuh hati tak balas budi
Tetapi kau memberinya empedu
Kesetiaannya telah berujung luka
Ketulusannya sudah terbawa perih

Kau berlari ke taman-taman itu
Mencari keteduhan disombar lain
Namun disini slalu menunggu penuh sabar
Tetapi sayang penantian telah pudar

Karya: Aleks Giyai

MAWAR SUDAH LAYU

Sekuntum bungga mawar kini sudah layu
Walau masa silamku rajin menyiraminya
Setiap bermekar aroma wanggimu menyegarkan nafas
Terbuai dalam aroma hingga setiap hari merawatmu

Apakah kini engkau sudah tersengat matahari hingga layu
Mawarku adakah setiap pagi para pemikat datang Menyiraminya....?
Jika engkau masih terkapar sunyi dalam sudut halaman
Bolehkah aku datang merawatimu...?

Wahai mawarku
Jika engkau masih bermekar setiap pagi di halaman
Terasa bunga-bunga dunia tak bermakna aromanya
Namun kini ku biarkan dirimu berlayu sampai
dedaunan Bergugur di mataku
Dan memang engkau sudah tak beraroma khas di wajahku
Wahai mawar layuku


Youtefa
18-09-14
AGBG

JEMBATAN CINTA

Sepoi sore pun tak ingin membelainya
Jangankan manusia menyentuhnya
Kesucian ini milik sang baginda
Kepolosan ku rawat demi si jurangan

Cinta itu murni tak dibirahi
Juga bukan bola pin-pon
Bermain di setiap taman hati
Mengotori batin-batin
Hanya membekas luka dan perih

Berteduhlah dalam satu taman
Menanti sang waktunya
Berpadu mesra dan sayang
Berikrar menuju hari esok
Dalam gairah hidup bersatu
Dalam balutan warna cinta
Dunia kan milik bersama cinta
Bersama mengukir hidup

Lingkaran Abe
021114
AGBG

CINTA TERPENDAM RAHASIA

Haruskah aku nyanyikan cintaku
Agar kau dengar suara hatiku
Haruskah ku lukis rasa sayangku
Agar dapat kau lihat ketulusanku
Haruskah kutulis semua kerinduanku
Agar kau sedikit saja mengerti
Betapa aku mencintaimu

Selembar doa ku layangkan padamu
Mengharap kau tetap di sampingku
Menemani lingkat hidupku
Meski kau tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu

Hanya lewat gutaran kata
Kuhaturkan segenap rasa
Yang terpendam dalam puncak asmara
Takkan hilang dalam hitungan masa

Jika Tuhan mengijinkan
Ijinkan aku menyayangimu dalam derau tawa
Dalam tangis air mata ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia

YOUTEFA
251115
AGBG

Minggu, 10 April 2016

KERTAS KU

Setiap halaman serasanya masih kosong
Tinta yang tergores di baris baris kertas pun slalu tersobek
Entah mengapa, kenapa, bagaimana
itulah rupa manusia ataukah takdir alam mengkoyaknya
Tetapi tangan masih bergetar,
kaki ingin melangkah,
imaji pun slalu tertiup
Yang tercecer
Yang tersisa
Ingin mengkemas setiap lembaran dari kampung halaman
Merangkul, menuliskan membaca
yang tercerai berai menatap di lantai rumah

TUHAR
220615
Agbg

UNTUKMU JOKOWI

Jokowi
Engkau bertamasya di alam ini
Lihatlah
Sungai yang ngalir itu darah rakyat papua
Pohon bertumbuh itu diatas tulang belulang rakyat papua
Alam yang tandus ini diatas tubuh para korban penindasan

Jokowi
Jika engkau datang sebagai serupa manusia
bukan munafik apalagi berwajah iblis
Kicauan burung pagi teralung di kuping mu,
mereka menjerit atas jeruji sepatu penindasan mu

Jokowi
Jika engkau mendengar
Riuh gemuruh sungai yang menderas
Itu tangisan airmata para korban pembantaian mu

Jokowi
Engkau melihat gunung menjulang tinggi,
itulah tulang belulang pembunuhan
terhadap rakyat papua berdiri kokoh

Jokowi
Engkau melihat lembah-lembah sunyinya sepih tiada suara
Engkau telah telah sedang musnahkan

Jokowi
Kami sangat muak dan mual
Dengan segala kekerasan dan penindasan
Pembunuhan dan pembantaian
Diskriminasi dan ketidakadilan

Jokowi
Kebenaran dan keadilan
Kejujuran dan keterbukaan
TerhadAP nilai kemanusiaan
ITULAH harapan kami

AGBG

JIWA PERUBAH

Angin malam tidak lagi dingin duniaku,
duniamu atau dunia siapa saja yang hendak berpijak di tanah ini,
seakan semakin pengap saja

Melangkah dengan hati-hati
di balik hisapan asap rokok yang bercampur debu
Semua masih belum menemukan apa-apa,
hanya kegelisaan untuk mencari apa yang dicarinya

Begitu juga dengan semua sahabat kita,
yang mereka cari juga belum di temukan
Apakah kebahagian akan bisa menjadi
senyuman untuk selamanya...?
Ataukah kita akan terus terperangkap pada
sistem yang terus menerus menghisap kita..?

Tiada yang mampu menjawabnya,
kecuali kita sendiri yang mencoba
untuk bersatu dan merubahnya...!

Youtefa
111214
AGBG

JIKA

Jika melaut
Ingatlah darat
Jika mengudara
Janganlah tak lagi menatap bumi
Jika berkelana di jagad raya
Ingatlah kembali ke alam mu
Jika memimpin rakyat
Layanilah dengan bijak
Jika melihat PENINDASAN
Lawanlah penjajahan manusia

KM LABOBAR
18 Desember 2014
AGBG

JAYAPURA

Bisinmu adalah nyanyian duka
Sepihmu adalah ratapan batin
Indahmu adalah penghianat jiwa

Hutan beton adalah pohon-pohon kapitalis
Ruas jalan adalah lapangan inperialis
Rimbun belantara alam ialah
Kebun kehidupan para binatang liar

Jayapura
Siangmu adalah mentari penebar sekam
Malammu adalah burung gagak menari
Tanpa irama tinggalkan suaranya
Burung negri tiada jejak di rimbahnya

Taman Mesran
01122014
AGBG

JANGAN TELANJANGI DIRIMU

Kamu adalah manusia
Yang sedang terbuang dari ranjang mu
Tidak serta merta pada setapak kehidupan
Merabah kiri-kanan di rimba
Mencari keabadian namamu

Kamu manusia
Mempunyai seberkas cahaya di hati
Menyimpang rahasia jiwa dalam diri
Bisa memilah  antara gelap dan terang
Melihat jalan yang tiada ujung ini
Bila Roh Tuhan ada padamu

Jangan  telanjangi diri
Dari semua keabadian dan kerahasian
Alam pun tak akan menyahut mu
Budaya dan adat tak akan bersuara
Seberkas sejarah di lembaran hitam terbisu
Menyaksikan kebobrokan nalarmu

Tiada kata yang menjadi berita di headline
Tiada suara yang mengiming di televisi
Tiada imaji yang terpampar di dunia maya
Lainnya engkau membuang di sampah manusia
Rahasianya simpan dilemari hati

Ingatlah, jalan terjal hidup kita
Belum sampai di puncak
Rimbah duka masih belum tertimpun
Dari semua ratapan dan setapak kehidupan
Akan di tangisi dan terjejaki oleh generasi
Pada seribu tahun mendatang

19 Januari 15
AGBG

ITULAH MEREKA

Lantang berorasi kaum penjilat
Menebar janji merayu hati rakyat
Terlihat peduli bagai dewa penolong
Itulah mereka

Mengincar jabatan segala haram bermain
Menyasar kedudukan menyulam harta
Mendamba kekuasaan terupa raja
Itulah mereka

Setelah terpilih tiada gema di balik tembok
Terbukti pamrih tidak pula kasih
Nampak apatis rakyat korban hegemoninya
Itulah mereka
Pemimpin negri kita tercinta

Tuhar
261115
AGBG

ITU KITA

Daun yang jautuh itu kita
Dahan yang patah itu kita
Debu yang beterbangan itu kita
Angin yang menyejukkan itu kita
Awan yang meneduhkan itu kita
Cahaya pagi yang menghangatkan itu kita
Tetes air yang menyegarkan itu kita
Barah api yang berkobar itu kita
Iblis itu kita
Malaikat itu kita
Kehidupan ini untuk kita
Jalan yang tiada ujung itu kita
Itu kita bersama menuju

Holandia
280615
Agbg

GENERASI CINTA BUKU

Tiada peradaban bercermin
di wajah negri berpacuh
hanya timur matahari bersinar
menyinari sejagat raya
akulah berawal berburu mentari

Bibir tua bergetar sekian tahun
bertuturkan dalam kata dan bahasa lisan
bersyaduhkan pilar dan nilai kehidupan

Sekian abad lidah bersyair
menyanyikan bait-bait hidup
melukiskan identitas di atas alam persada
hereditasnya terdokumen dalam nalar

Kini sadari bahwa dunia menampak
segalanya di bawa telapak kaki
Bukalah selembar kertas
membuka jendela dunia
Menulislah satu kata di setiap lembar
lintaskan jembatan peradaban


Tunas, kebun inspirasi
29 Januari 15
AGBG

GEMPAR- JIWA MUDAMU

Di bukit derita rakyat
Mereka berseru kepahitan hidup
Di lembah kebisuan kaum terbelenggu
Mereka bersuara menghibur derita
Dikota yang kian hari sunyi ini,
engkau bangkit bernyanyi dalam kebenaran
Mengelorakan jiwa-jiwa terbungkam

Dalam galaknya sang mentari
Engkau menjinakan di bawa gelora jiwa mudamu
Debu serbu jalanan engkau menyapu di bawa kaki kebenaran bangsamu
Mewarnai dunia dengan kilauan mudamu
Hingga mengsohorkan namamu di nadi dan urat rakyatmu
Majulah..bangkitlah serta lawanlah belenggu ketidakadilan
Gemparkan dunia mu gairahkan perlawanan

Walaupun jalan penuh duri dan onar
Walau moncong drakula menerkah tubuhmu
Hukum manusia tidak memihakmu
Jalanmu di bentangi tembok manusia
Walau tanganmu dijerat kaum berjuri besi
Majulah lawanlah
Meraih kebebasan rakyat bersama pahlawan mudamu

Gempar-
Gelorakan jiwa mudamu
Gairahkan barah rakyatmu
Gerakkan kaum tak bersuara
Geratkan tali jemari manusia
Demi menggetarkan jiwa kaum penindasmu
Meraih kemenangan negrimu
Bebaskan rakyatmu
Dari tirani dan belenggu penjajah

Kampus Umel Mandiri
30-09-2014
AGBG

DABOHALEY

(Harapan Itu Masih Ada)

Mata air di kaki bukit Ciklop masih mengalir jernih
Pesona danau masih terlihat aroma indah menawan
Alamnya masih kehijauan memberikan Dabohaley
Walaupun lingkaran hidup kita,
tampaklah penuh debu kipasan ujung para sepatu

Ujung timur fajar slalu menyingsing setiap pagi
Memberikan serpihan-serpihan cahaha kehidupan
Jingga senja di atas Kalkhote yang memecah merah
Namun tak bawa pergi dabohaley ke peraduannya

Oh adam-adam Ciklop
Suaru mu masih nyaring bagai dawai tifa
Wajah mu masih elok seperti seelok Kalkhote
Langkahmu masih kokoh sekokoh gunung Ciklop
Bangkilah..!

Oh hawa-hawa danau sentani
Nyanyian mu masih merdu,
semerdunya kicauan cenderawasih
Dandanan mu masih riang serupa tarian burung nuri
Seraut wajah mu masih jelita bagaikan dewi permaisuri
Bangkitlah..!

Arus zaman ini
Tak membilas kitorang ke atas danau keteduhan
Roda waktu ini
Tidak menggiring kitong ke ruang kesejukan
Harapan itu masih ada
Bangkitkanlah harapannya
Harapan akan nyata
Kejarlah

Langit kita masih membiru
Alam kita sejuk menampakan kehijauan
Danau kita masih teduh tak berombang
Mata air hidup mengalir deras dari sumber Ciklop
Memuaskan dahaga kekeringan hidup
Masih ada, tetap ada, akan ada
Dabohaley hingga seribu tahun


Kampung Nolokla, Sentani
14 Maret 2016
Aleks Giyai